Info!! Atase Pertahanan Diminta Lakukan Aktivitas Diplomasi Pertahanan
Ilustrasi ●
Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu meminta para Atase Pertahanan (Athan) RI yang akan ditempatkan di negara-negara sobat untuk terus melaksanakan kegiatan diplomasi pertahanan dan memilih sasaran pengumpulan informasi strategis mengingat kondisi dikala ini dihadapkan pada dinamika geopolitik.
"Sebagai duta bangsa bidang diplomasi pertahanan sekaligus sebagai perwira intelijen strategis, kalian harus mempunyai konsep sebagai teladan dan arah dalam melaksanakan tugas," kata Menhan dikala memperlihatkan pembekalan kepada 54 Atase Pertahanan, di Kemhan, Jakarta Pusat, Rabu.
Dalam pembekalannya, Ryamizard mengatakan, hakikat dan filosofis pembangunan taktik dan arsitektur pertahanan negara dalam tatanan negara demokrasi sejalan dengan prinsip demokrasi kerakyatan atau "supremacy sipil", otoritas sipil mempunyai kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya di delegasikan kepada Presiden melalui Menteri Pertahanan.
Secara politis, Menhan selaku pembantu Presiden dalam bidang pertahanan mempunyai otoritas tertinggi di dalam mendesain dan memilih kebijakan strategis pertahanan negara termasuk di dalamnya melaksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.
"Dalam hal ini, kedudukan Tentara Nasional Indonesia yakni sebagai alat atau instrumen pertahanan negara guna mendukung terwujudnya sasaran arsitektur pertahanan negara sebagaimana saya sebutkan diatas. Sementara itu fungsi Polisi Republik Indonesia yakni sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.
Mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan, pembangunan kekuatan pertahanan negara setiap bangsa di dunia diarahkan untuk mewujudkan daerah dan dunia yang aman, tenang dan kesejahteraan.
"Inilah yang merupakan esensi dan titik nol arah kompas yang senantiasa perlu di kalibrasi yang diadaptasi dengan situasi dan kondisi kasatmata lingkungan strategis kawasan," ujarnya.
Menurut Ryamizard, kesepakatan dan budaya ASEAN yang juga dikenal dengan "ASEAN Way" juga menjadi pondasi utama di dalam membangun kolaborasi pertahanan sekaligus sebagai arah utama di dalam menyusun arsitektur keamanan demi terwujudnya daerah ASEAN yang stabil, aman dan damai.
"Dalam merumuskan arsitektur keamanan daerah kita perlu selalu mengacu pada evaluasi kondisi kasatmata potensi bahaya daerah masa sekarang dan masa yang akan datang," ucap purnawirawan Jenderal bintang empat ini.
Ia menambahkan, tantangan dan bahaya ASEAN pada masa sekarang berbeda dengan bahaya yang dihadapi pada 51 tahun lalu. Ancaman tersebut selalu berevolusi secara terus menerus sejalan dengan perkembangan geopolitik lingkungan strategis yang dinamis dan selalu berubah sejalan dengan tren kompetisi global antar kepentingan pemain drama negara dan aktpr bukan negara.
Salah satu titik berat kepentingan Indonesia, tambah dia, bagaimana mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian di daerah yang aman sebagai bab integral dan kepentingan nasional Indonesia dengan mengantisipasi banyak sekali potensi bahaya bersama dikawasan yang mungkin timbul serta upaya untuk mengatasinya.
"Dengan kondisi keamanan yang meningkat, maka akan sanggup menopang pertumbuhan ekonomi nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yaang makmur dan sejahtera," tutur Ryamizard.
Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu meminta para Atase Pertahanan (Athan) RI yang akan ditempatkan di negara-negara sobat untuk terus melaksanakan kegiatan diplomasi pertahanan dan memilih sasaran pengumpulan informasi strategis mengingat kondisi dikala ini dihadapkan pada dinamika geopolitik.
"Sebagai duta bangsa bidang diplomasi pertahanan sekaligus sebagai perwira intelijen strategis, kalian harus mempunyai konsep sebagai teladan dan arah dalam melaksanakan tugas," kata Menhan dikala memperlihatkan pembekalan kepada 54 Atase Pertahanan, di Kemhan, Jakarta Pusat, Rabu.
Dalam pembekalannya, Ryamizard mengatakan, hakikat dan filosofis pembangunan taktik dan arsitektur pertahanan negara dalam tatanan negara demokrasi sejalan dengan prinsip demokrasi kerakyatan atau "supremacy sipil", otoritas sipil mempunyai kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya di delegasikan kepada Presiden melalui Menteri Pertahanan.
Secara politis, Menhan selaku pembantu Presiden dalam bidang pertahanan mempunyai otoritas tertinggi di dalam mendesain dan memilih kebijakan strategis pertahanan negara termasuk di dalamnya melaksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.
"Dalam hal ini, kedudukan Tentara Nasional Indonesia yakni sebagai alat atau instrumen pertahanan negara guna mendukung terwujudnya sasaran arsitektur pertahanan negara sebagaimana saya sebutkan diatas. Sementara itu fungsi Polisi Republik Indonesia yakni sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.
Mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan, pembangunan kekuatan pertahanan negara setiap bangsa di dunia diarahkan untuk mewujudkan daerah dan dunia yang aman, tenang dan kesejahteraan.
"Inilah yang merupakan esensi dan titik nol arah kompas yang senantiasa perlu di kalibrasi yang diadaptasi dengan situasi dan kondisi kasatmata lingkungan strategis kawasan," ujarnya.
Menurut Ryamizard, kesepakatan dan budaya ASEAN yang juga dikenal dengan "ASEAN Way" juga menjadi pondasi utama di dalam membangun kolaborasi pertahanan sekaligus sebagai arah utama di dalam menyusun arsitektur keamanan demi terwujudnya daerah ASEAN yang stabil, aman dan damai.
"Dalam merumuskan arsitektur keamanan daerah kita perlu selalu mengacu pada evaluasi kondisi kasatmata potensi bahaya daerah masa sekarang dan masa yang akan datang," ucap purnawirawan Jenderal bintang empat ini.
Ia menambahkan, tantangan dan bahaya ASEAN pada masa sekarang berbeda dengan bahaya yang dihadapi pada 51 tahun lalu. Ancaman tersebut selalu berevolusi secara terus menerus sejalan dengan perkembangan geopolitik lingkungan strategis yang dinamis dan selalu berubah sejalan dengan tren kompetisi global antar kepentingan pemain drama negara dan aktpr bukan negara.
Salah satu titik berat kepentingan Indonesia, tambah dia, bagaimana mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian di daerah yang aman sebagai bab integral dan kepentingan nasional Indonesia dengan mengantisipasi banyak sekali potensi bahaya bersama dikawasan yang mungkin timbul serta upaya untuk mengatasinya.
"Dengan kondisi keamanan yang meningkat, maka akan sanggup menopang pertumbuhan ekonomi nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yaang makmur dan sejahtera," tutur Ryamizard.
★ antara
0 Response to "Info!! Atase Pertahanan Diminta Lakukan Aktivitas Diplomasi Pertahanan"
Post a Comment