Info!! Kri Spica 934 Deteksi Keberadaan Kapal Selam
Di Dasar Laut SitubondoSalah satu unsur Pusat Hidrografi dan Oseanografi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Pushidrosal), yaitu KRI Spica-934 berhasil mendeteksi keberadaan kapal selam yang mengalami kedaruratan, tidak sanggup muncul ke permukaan sehingga harus duduk di dasar maritim perairan Situbondo.
Setelah mengetahui posisi kapal selam tersebut, tidak beberapa usang RHIB yang beranggotakan tim penyelam dan tim kesehatan bergerak menuju area posisi KRI Nanggala-402 untuk melaksanakan sumbangan terhadap kru kapal selam tersebut yang keluar dari tower Escape dimana para kru tersebut meluncur ke permukaan melalui coning tower dengan memakai Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK-11. Seluruh korban di penyelamatan ke permukaan maritim dan diangkat dengan memakai KRI Pulau Rengat - 711 dan KRI Sultan Iskandar Muda - 367 untuk mendapat penanganan dan tindakan medis.
Itu yaitu skenario latihan simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar oleh Satuan Kapal Selam Koarmada II. Latihan ini melibatkan beberapa unsur, di antaranya KRI Sultan Iskandar Muda - 367, KRI Nanggala - 402, KRI Pulau Rengat - 711, KRI Spica - 934, Pesud CN-235, Hely Panther dan tim pendukung dari banyak sekali satuan yaitu Dislambair, Penyelam, Kopaska, serta Diskes.
Pada latihan tersebut, diskenariokan Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami kedaruratan (Dissub), yang menjadikan kapal selam tidak sanggup timbul kepermukaan sehingga duduk di dasar maritim untuk mendapat pertolongan. Berbagai unsur yang terlibat kemudian melaksanakan pendeteksian bawah air dengan banyak sekali peralatan yang dimiliki.
Salah satunya yaitu Peranan Kapal Bantu Hidro-oseanografi (BHO) KRI Spica-934, dimana sebagai pendukung dalam operasi penyelamatan dengan memperlihatkan data hasil pencarian, pendeteksian dan identifikasi secara akurat.
Dengan peralatan canggih yang dimilikinya, KRI Spica-934 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini memakai alat deteksi High Precisision Acoustic positioning (HIPAP 501) dengan dibantu Under Water Telephone (UWT) KRI SIM 367 berusaha melaksanakan pencarian posisi KRI Nanggala-402 yang berada di dasar maritim sekaligus menjalin komunikasi dalam serial latihan komunikasi (Comex).
Setelah beberapa saat, KRI Spica-934 bergerak untuk melaksanakan lokalisir dengan penyapuan dengan memakai MultiBeam Echosounder EM 2040. Teknik yang dipakai yaitu melaksanakan penyapuan dengan menyalakan Water Column (WCL) dan memakai frekuensi tinggi serta lebar sapuan yang terbaik. Dari hasil pelaksanaan tersebut didapatkan posisi KRI Nanggala-402 yang sedang duduk dasar pada kedalaman 42 meter. Segera sesudah mendapat posisi tersebut, tim dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI SIM serta dibantu KRI Spica-934 melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS-4027 dan pesud CN - 235 P8301.
Latihan sanggup dilaksanakan dengan baik dan kondusif yang dilakukan dengan tahapan prosedural yang sempurna sehingga menghasilkan zero accident yang dibutuhkan serta kesigapan dan keseriusan seluruh prajurit dalam pelaksanaan latihan simulasi penyelamatan kapal selam TA 2018 ini.
(Pen Pushidrosal)
Setelah mengetahui posisi kapal selam tersebut, tidak beberapa usang RHIB yang beranggotakan tim penyelam dan tim kesehatan bergerak menuju area posisi KRI Nanggala-402 untuk melaksanakan sumbangan terhadap kru kapal selam tersebut yang keluar dari tower Escape dimana para kru tersebut meluncur ke permukaan melalui coning tower dengan memakai Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK-11. Seluruh korban di penyelamatan ke permukaan maritim dan diangkat dengan memakai KRI Pulau Rengat - 711 dan KRI Sultan Iskandar Muda - 367 untuk mendapat penanganan dan tindakan medis.
Itu yaitu skenario latihan simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar oleh Satuan Kapal Selam Koarmada II. Latihan ini melibatkan beberapa unsur, di antaranya KRI Sultan Iskandar Muda - 367, KRI Nanggala - 402, KRI Pulau Rengat - 711, KRI Spica - 934, Pesud CN-235, Hely Panther dan tim pendukung dari banyak sekali satuan yaitu Dislambair, Penyelam, Kopaska, serta Diskes.
Pada latihan tersebut, diskenariokan Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami kedaruratan (Dissub), yang menjadikan kapal selam tidak sanggup timbul kepermukaan sehingga duduk di dasar maritim untuk mendapat pertolongan. Berbagai unsur yang terlibat kemudian melaksanakan pendeteksian bawah air dengan banyak sekali peralatan yang dimiliki.
Salah satunya yaitu Peranan Kapal Bantu Hidro-oseanografi (BHO) KRI Spica-934, dimana sebagai pendukung dalam operasi penyelamatan dengan memperlihatkan data hasil pencarian, pendeteksian dan identifikasi secara akurat.
Dengan peralatan canggih yang dimilikinya, KRI Spica-934 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini memakai alat deteksi High Precisision Acoustic positioning (HIPAP 501) dengan dibantu Under Water Telephone (UWT) KRI SIM 367 berusaha melaksanakan pencarian posisi KRI Nanggala-402 yang berada di dasar maritim sekaligus menjalin komunikasi dalam serial latihan komunikasi (Comex).
Setelah beberapa saat, KRI Spica-934 bergerak untuk melaksanakan lokalisir dengan penyapuan dengan memakai MultiBeam Echosounder EM 2040. Teknik yang dipakai yaitu melaksanakan penyapuan dengan menyalakan Water Column (WCL) dan memakai frekuensi tinggi serta lebar sapuan yang terbaik. Dari hasil pelaksanaan tersebut didapatkan posisi KRI Nanggala-402 yang sedang duduk dasar pada kedalaman 42 meter. Segera sesudah mendapat posisi tersebut, tim dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI SIM serta dibantu KRI Spica-934 melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS-4027 dan pesud CN - 235 P8301.
Latihan sanggup dilaksanakan dengan baik dan kondusif yang dilakukan dengan tahapan prosedural yang sempurna sehingga menghasilkan zero accident yang dibutuhkan serta kesigapan dan keseriusan seluruh prajurit dalam pelaksanaan latihan simulasi penyelamatan kapal selam TA 2018 ini.
(Pen Pushidrosal)
★ TNI AL
0 Response to "Info!! Kri Spica 934 Deteksi Keberadaan Kapal Selam"
Post a Comment