Info!! Ri Mulai Uji Coba B20 Di Kapal Perang Dan Kapal Selam
Sigma class Tentara Nasional Indonesia AL ●
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah menyarankan penggunaan B0 atau solar nonsubsidi untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista) selama dilakukan uji coba penerapan B20 pada alutsista.
"Sekarang kan masih diujicoba ke kapal-kapal perang, kapal-kapal selam, tank. Ini kami sarankan jikalau memang belum sanggup pakai B20, ya pakai B0 atau pakai Pertadex dulu, jadi supaya semuanya B0," ujar Djoko kepada media dikala dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Adapun, ia mengatakan, pihaknya juga tengah mencari tahu berapa besaran volume solar yang diperlukan untuk alutsista, dan juga dua sektor lain yang dikecualikan, yakni PLN dan Freeport.
"Kan alutsista kan masih belum sanggup B20. Kami mau tahu berapa volumenya kebutuhan solarnya. Untuk Tentara Nasional Indonesia kami sudah sanggup angkanya 627.000 KL setahun. Sekarang kami ingin tanya datanya dari Polri, alasannya ialah kan Polisi Republik Indonesia juga punya senjata," tambah Djoko.
Sedangkan, untuk PLN, Djoko mengklaim juga sudah mendapat data kebutuhannya, hanya saja ia tidak ingat berapa besarannya. Sedangkan untuk Freeport, pihaknya masih akan membicarakan lebih lanjut dengan perusahaan tersebut.
Sebagai informasi, Menteri Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Tentara Nasional Indonesia meminta waktu selama 2 bulan untuk melaksanakan kajian terhadap kesiapan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang sudah ada sanggup memakai B20.
"Alutsista ya mereka [TNI] minta waktu 2 bulan untuk audit forensiknya dan dikala ini sudah berjalan tapi belum selesai. Katanya 27 September ini mereka mulai rapat untuk membaca hasilnya," terang Darmin di kantornya, Selasa (25/9/2018) malam.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mosse memamerkan kendaraan taktis (rantis) KOMODO terbaru keluaran Pindad yang sudah sanggup menerapkan B20.
"B20 kan kita sudah jalan, kita malah sedang uji coba menuju ke B50. Kita lagi bicara dengan vendor mesin kita alasannya ialah akan ada perubahan di nozzle dan filter, selalu yang jadi permasalahan di situ," kata Mose kepada CNBC Indonesia dalam kunjungan ke pabriknya beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, alutsista ibarat tank dan panser Tentara Nasional Indonesia sendiri menjadi salah satu dari tiga sektor yang diberikan relaksasi dari mandatori ekspansi penerapan B20 semenjak 1 September lalu. Dua lainnya ialah sebagian pembangkit listrik PLN dan tambang yang berada di ketinggian, ibarat milik Freeport. (gus)
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah menyarankan penggunaan B0 atau solar nonsubsidi untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista) selama dilakukan uji coba penerapan B20 pada alutsista.
"Sekarang kan masih diujicoba ke kapal-kapal perang, kapal-kapal selam, tank. Ini kami sarankan jikalau memang belum sanggup pakai B20, ya pakai B0 atau pakai Pertadex dulu, jadi supaya semuanya B0," ujar Djoko kepada media dikala dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Adapun, ia mengatakan, pihaknya juga tengah mencari tahu berapa besaran volume solar yang diperlukan untuk alutsista, dan juga dua sektor lain yang dikecualikan, yakni PLN dan Freeport.
"Kan alutsista kan masih belum sanggup B20. Kami mau tahu berapa volumenya kebutuhan solarnya. Untuk Tentara Nasional Indonesia kami sudah sanggup angkanya 627.000 KL setahun. Sekarang kami ingin tanya datanya dari Polri, alasannya ialah kan Polisi Republik Indonesia juga punya senjata," tambah Djoko.
Sedangkan, untuk PLN, Djoko mengklaim juga sudah mendapat data kebutuhannya, hanya saja ia tidak ingat berapa besarannya. Sedangkan untuk Freeport, pihaknya masih akan membicarakan lebih lanjut dengan perusahaan tersebut.
Sebagai informasi, Menteri Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Tentara Nasional Indonesia meminta waktu selama 2 bulan untuk melaksanakan kajian terhadap kesiapan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang sudah ada sanggup memakai B20.
"Alutsista ya mereka [TNI] minta waktu 2 bulan untuk audit forensiknya dan dikala ini sudah berjalan tapi belum selesai. Katanya 27 September ini mereka mulai rapat untuk membaca hasilnya," terang Darmin di kantornya, Selasa (25/9/2018) malam.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mosse memamerkan kendaraan taktis (rantis) KOMODO terbaru keluaran Pindad yang sudah sanggup menerapkan B20.
"B20 kan kita sudah jalan, kita malah sedang uji coba menuju ke B50. Kita lagi bicara dengan vendor mesin kita alasannya ialah akan ada perubahan di nozzle dan filter, selalu yang jadi permasalahan di situ," kata Mose kepada CNBC Indonesia dalam kunjungan ke pabriknya beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, alutsista ibarat tank dan panser Tentara Nasional Indonesia sendiri menjadi salah satu dari tiga sektor yang diberikan relaksasi dari mandatori ekspansi penerapan B20 semenjak 1 September lalu. Dua lainnya ialah sebagian pembangkit listrik PLN dan tambang yang berada di ketinggian, ibarat milik Freeport. (gus)
★ CNBC
0 Response to "Info!! Ri Mulai Uji Coba B20 Di Kapal Perang Dan Kapal Selam"
Post a Comment