Info!! Pemerintah Tindaklanjuti Rencana Imbal Dagang Dengan Rusia

✈️ Pesawat Su35 Rusia [Marina]

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menindaklanjuti planning imbal dagang dengan perusahaan asal Rusia, Rostec, yang ingin melaksanakan tukar barang pesawat Sukhoi SU-35 dengan karet Indonesia.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada 3-5 Agustus 2017 melaksanakan lawatan ke Rusia untuk memuluskan planning tersebut. Pemerintah juga akan menunjukkan komoditas lain kepada Rostec selaku rekanan Indonesia dalam denah imbal dagang tersebut.

"Rencana imbal dagang ini sudah hampir final. Namun, kami masih menunjukkan produk Indonesia lainnya untuk diekspor ke Rusia selain karet yang mereka minta," kata Enggartiasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kunjungan ke Negeri Beruang Merah tersebut rencananya juga untuk mempercepat terbentuknya Indonesia-Russia Preferential Trade Agreement (PTA) atau Perjanjian Perdagangan Produk Tertentu dan Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia (FTA) semoga sanggup mendorong perdagangan yang seimbang dengan Rusia dan negara-negara di daerah Eurasia.

Negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut dinilai mempunyai peranan penting dalam kekerabatan dagang Indonesia. Rusia menjadi pintu gerbang produk Indonesia ke zona Uni Ekonomi Eurasia, yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kyrgyzstan.

Rusia juga merupakan pasar nontradisional terbesar untuk produk dan jasa layanan Indonesia di Eropa Tengah dan Timur.

Tahun lalu, perdagangan antara Indonesia dan Rusia mencapai 2,11 miliar dolar Amerika Serikat, di mana Indonesia mengantongi surplus sebesar 411 juta dolar AS. Nilai perdagangan tersebut mengalami kenaikan kalau dibandingkan dengan nilai pada 2015 sebesar 1,9 miliar dolar AS.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Rusia tumbuh sebesar 8,5 persen dalam lima tahun terakhir dengan nilai ekspor pada tahun 2016 sebesar 1,3 miliar dolar AS.

Pada periode Januari-Mei 2017, total perdagangan Indonesia-Rusia juga mengalami peningkatan sebesar 54,43 persen kalau dibandingkan periode yang sama tahun kemudian dengan nilai perdagangan sebesar 1,12 miliar dolar AS.

Indonesia surplus 77,45 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 599,97 juta dan nilai impor sebesar 522,52 juta dolar AS. Produk ekspor utama Indonesia ke Rusia antara lain kelapa sawit dan turunannya, kopi, karet, minyak kelapa, dan coklat.

Dalam rangkaian kunjungan kerja tersebut, Misi Dagang ke Rusia juga dilakukan sebagai upaya diplomasi minyak kelapa sawit berkelanjutan Indonesia. Upaya ini telah dimulai semenjak kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia tahun kemudian untuk meningkatkan ekspor kelapa sawit berkelanjutan.

"Strategi pertumbuhan Indonesia selalu memperhitungkan komitmen pemerintah Indonesia terhadap lingkungan. Indonesia terang mendukung ekspor kelapa sawit berkelanjutan," kata Enggartiasto.

Selain memperkuat kolaborasi perdagangan dan investasi yang telah dibangun semenjak lebih dari 65 tahun silam, rangkaian aktivitas Misi Dagang Rusia juga dilakukan melalui Forum Bisnis Kelapa Sawit, Forum Bisnis Indonesia-Rusia, one-on-one business matching, serta kunjungan ke Paviliun Indonesia di Food City,

✈️ Antara