Info!! Presiden Tertarik Hidupkan Lagi Koopssusgab Tni
Untuk menangani terorismeIlustrasi pasukan anti teror Tentara Nasional Indonesia [TNI AL] ☆
Kepala Staf Presiden Moeldoko menyampaikan Presiden tertarik untuk menghidupkan kembali satuan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) Tentara Nasional Indonesia untuk menangani terorisme. Usulan ini muncul sehabis bencana kerusuhan yang melibatkan narapidana teroris dan pegawapemerintah di rutan Mako Brimob.
“Sudah aku sampaikan ke Presiden dan dia sangat tertarik untuk sanggup dihidupkan kembali,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Jumat, 11 Mei 2018.
Moeldoko mengatakan, ilham itu ia sampaikan kepada Jokowi alasannya satuan yang terdiri dari pasukan elite Tentara Nasional Indonesia tersebut amat dibutuhkan dalam menghadapi situasi global ketika ini. “Saat aku jadi Panglima, itu bukan perihal alasannya itu sudah aku bentuk Komando Operasi Khusus Gabungan, itu sudah dibentuk. Pembentukan organisasi itu dalam situasi global ketika ini memang diperlukan,” ujarnya.
Pasukan elite yang tergabung dalam satuan itu, kata Moeldoko, antara lain Komando Pasukan Khusus atau Kopassus dari Tentara Nasional Indonesia AD, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) yang merupakan detasemen penanggulangan teror aspek bahari Tentara Nasional Indonesia AL, dan Detasemen Bravo 90 dari Tentara Nasional Indonesia AU. Mereka dikumpulkan di suatu tempat dengan status operasi atau sanggup diterjunkan setiap saat.
Kendati begitu, Moeldoko menyampaikan bahwa satuan itu mempunyai pekerjaan rutin, yaitu melaksanakan pemetaan terhadap situasi di suatu daerah, lalu rehearsal (latihan).
Moeldoko mengambil referensi bencana teror di Bali. “Kalau benar ada bencana di Bali, kami proyeksikan dengan gampang di sana. Demikian juga yang lain, pasukan dengan gampang sanggup digeser,” kata dia.
Menurut Moeldoko, duduk perkara terorisme ketika ini bukan lagi bahaya potensial, tetapi sudah menjadi bahaya faktual. Di hampir semua negara, terorisme dianggap sebagai high intensity sehingga memerlukan penanganan khusus. “Jadi bab negara yakni penting masyarakat nyaman, aman, tenteram. Siapa aktornya harus kita bijak, jangan alasannya berdebat di aktor, penanganan itu menjadi tidak optimum,” kata dia.
Saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko pernah meresmikan satuan gres berjulukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) Tentara Nasional Indonesia pada 2015. Satuan itu dibuat biar sanggup menyusun pemetaan untuk mengantisipasi bahaya yang muncul, sehingga pasukan sanggup digerakkan dengan cepat
Kepala Staf Presiden Moeldoko menyampaikan Presiden tertarik untuk menghidupkan kembali satuan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) Tentara Nasional Indonesia untuk menangani terorisme. Usulan ini muncul sehabis bencana kerusuhan yang melibatkan narapidana teroris dan pegawapemerintah di rutan Mako Brimob.
“Sudah aku sampaikan ke Presiden dan dia sangat tertarik untuk sanggup dihidupkan kembali,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Jumat, 11 Mei 2018.
Moeldoko mengatakan, ilham itu ia sampaikan kepada Jokowi alasannya satuan yang terdiri dari pasukan elite Tentara Nasional Indonesia tersebut amat dibutuhkan dalam menghadapi situasi global ketika ini. “Saat aku jadi Panglima, itu bukan perihal alasannya itu sudah aku bentuk Komando Operasi Khusus Gabungan, itu sudah dibentuk. Pembentukan organisasi itu dalam situasi global ketika ini memang diperlukan,” ujarnya.
Pasukan elite yang tergabung dalam satuan itu, kata Moeldoko, antara lain Komando Pasukan Khusus atau Kopassus dari Tentara Nasional Indonesia AD, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) yang merupakan detasemen penanggulangan teror aspek bahari Tentara Nasional Indonesia AL, dan Detasemen Bravo 90 dari Tentara Nasional Indonesia AU. Mereka dikumpulkan di suatu tempat dengan status operasi atau sanggup diterjunkan setiap saat.
Kendati begitu, Moeldoko menyampaikan bahwa satuan itu mempunyai pekerjaan rutin, yaitu melaksanakan pemetaan terhadap situasi di suatu daerah, lalu rehearsal (latihan).
Moeldoko mengambil referensi bencana teror di Bali. “Kalau benar ada bencana di Bali, kami proyeksikan dengan gampang di sana. Demikian juga yang lain, pasukan dengan gampang sanggup digeser,” kata dia.
Menurut Moeldoko, duduk perkara terorisme ketika ini bukan lagi bahaya potensial, tetapi sudah menjadi bahaya faktual. Di hampir semua negara, terorisme dianggap sebagai high intensity sehingga memerlukan penanganan khusus. “Jadi bab negara yakni penting masyarakat nyaman, aman, tenteram. Siapa aktornya harus kita bijak, jangan alasannya berdebat di aktor, penanganan itu menjadi tidak optimum,” kata dia.
Saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko pernah meresmikan satuan gres berjulukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) Tentara Nasional Indonesia pada 2015. Satuan itu dibuat biar sanggup menyusun pemetaan untuk mengantisipasi bahaya yang muncul, sehingga pasukan sanggup digerakkan dengan cepat
0 Response to "Info!! Presiden Tertarik Hidupkan Lagi Koopssusgab Tni"
Post a Comment