Info!! 70% Materi Baku Alutsista Indonesia Masih Impor
MMWT Harimau Hitam7 [def.pk] ★
PT Pindad memproduksi beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan. Meskipun diproduksi di dalam negeri, ternyata materi baku alutsista masih didominasi produk impor.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagdja menyampaikan produsen alutsista di Indonesia masih kategori industri hilir. Perusahaan produsen alutsista menyerupai Pindad dan PAL memproduksi alat siap pakai, sedangkan industri hulunya masih jauh tertinggal.
“Kalau ngomong materi baku kita harus mengakui bahwa masih di atas 70% sangat bergantung ke luar negeri,” kata Ade di Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/4).
Permasalahan ini berdasarkan Ade terletak pada jumlah minimal yang harus dipenuhi. Menurut dia, kebutuhan alutsista Indonesia tidak cukup besar untuk menutup skala ekonomi.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pindad Wildan Arief menyatakan ada beberapa materi baku dengan spesifikasi khusus yang diharapkan menyerupai materi baku baja. Sedangkan produsen dalam negeri menyerupai Krakatau Steel belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
“Karena mungkin penggunanya hanya BUMN sehingga cost dari KS untuk produksi ini masih tinggi. Sehingga mau tidak mau kami kini harus impor,” ujar Wildan.
Padahal jikalau materi baku bisa diproduksi dalam negeri, biaya produksi alutsista bisa lebih ditekan. Wildan berharap ke depan materi baku bisa juga dihasilkan di dalam negeri.
“Walaupun kini pemerintah sudah membantu dengan tidak tetapkan bea masuk untuk materi baku impor. Tapi ke depan harapannya bisa dihasilkan dari dalam negeri,” katanya.
PT Pindad memproduksi beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan. Meskipun diproduksi di dalam negeri, ternyata materi baku alutsista masih didominasi produk impor.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagdja menyampaikan produsen alutsista di Indonesia masih kategori industri hilir. Perusahaan produsen alutsista menyerupai Pindad dan PAL memproduksi alat siap pakai, sedangkan industri hulunya masih jauh tertinggal.
“Kalau ngomong materi baku kita harus mengakui bahwa masih di atas 70% sangat bergantung ke luar negeri,” kata Ade di Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/4).
Permasalahan ini berdasarkan Ade terletak pada jumlah minimal yang harus dipenuhi. Menurut dia, kebutuhan alutsista Indonesia tidak cukup besar untuk menutup skala ekonomi.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pindad Wildan Arief menyatakan ada beberapa materi baku dengan spesifikasi khusus yang diharapkan menyerupai materi baku baja. Sedangkan produsen dalam negeri menyerupai Krakatau Steel belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
“Karena mungkin penggunanya hanya BUMN sehingga cost dari KS untuk produksi ini masih tinggi. Sehingga mau tidak mau kami kini harus impor,” ujar Wildan.
Padahal jikalau materi baku bisa diproduksi dalam negeri, biaya produksi alutsista bisa lebih ditekan. Wildan berharap ke depan materi baku bisa juga dihasilkan di dalam negeri.
“Walaupun kini pemerintah sudah membantu dengan tidak tetapkan bea masuk untuk materi baku impor. Tapi ke depan harapannya bisa dihasilkan dari dalam negeri,” katanya.
♞ Kumparan
0 Response to "Info!! 70% Materi Baku Alutsista Indonesia Masih Impor"
Post a Comment