Info!! Pesawat Intai Buatan Pt Di
✈ Siap Jaga Kedaulatan Maritim RI Pesawat CN235-200, penjaga kedaulatan maritim RI. [M Bakrie/detikcom]
Tak cuma menjaga udara, Skadron udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menambah satu unit pesawat pengintai jenis CN buatan PT Dirgantara Indonesia. Alutsista ini akan dipakai untuk menjaga wilayah bahari Indonesia.
Pesawat jenis CN235-220 tipe Maritime Patrol Aircraft (MPA) ini merupakan sumbangan dari Kemenhan RI kepada Tentara Nasional Indonesia AU untuk mengemban misi patroli perbatasan, pengawasan pencurian ikan, imigran gelap atau perdagangan manusia, penyelundupan Narkoba dan evakuasi korban bencana.
Meski belum mempunyai persenjataan, pesawat ini terbilang canggih dengan sistem komputerisasi yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam areal tertentu.
"Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komputer yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam range tertentu," kata senior vice presiden PT DI, Iwan Krisnanto, Sabtu (5/5/2018).
Selain itu, pesawat ini telah memakai desain winglet, untuk mengefisienkan gaya hambat yang juga penghematan materi bakar, sampai bisa lebih usang di udara. Dalam misi identifikasi, pesawat ini sangat cocok dipakai sebab juga bisa terbang lebih rendah.
Radar pesawat ditempatkan pada perut pesawat, menyerupai konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Kemampuannya, sanggup mengidentifikasi objek di radius 100 sampai 200 nautical mile.
"Pesawat ini bukan hal gres buat PT DI, kami sudah men-delivery 18 unit pesawat menyerupai ini. Ada satu kami siapkan di Bandung untuk Tentara Nasional Indonesia AL. Ada juga seruan dari Afrika, tapi yang paling banyak pesanan PT DI itu pihak Turki," terangnya.
Pesawat jenis ini sangat diharapkan untuk pemantauan yang lebih fokus sebab kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dari pesawat pengintai jenis boing maupun jet. Dalam kondisi tertentu, CN-235 ini dimanfaatkan dalam identifikasi yang lebih terarah.
"Pesawat ini lebih pelan, jadi ketika patroli kita bisa lebih fokus. Saat kita butuh cepat, kita gunakan pesawat jenis Boing. Pesawat ini kita akan gunakan untuk patroli laut, sebab bahari kita ini sangat luas," kata Komandan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita.
Saat ini, Skadron udara 5 Lanud Hasanuddin yang menjadi home base pesawat pengintai strategis Tentara Nasional Indonesia AU, telah mempunyai 6 unit pesawat. 4 pesawat intai jenis Boeing dan 2 pesawat jenis CN. Pesawat itu dipakai baik untuk menjaga udara, maupun menjaga wilayah matirim Indonesia. (bag/bag)
Tak cuma menjaga udara, Skadron udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menambah satu unit pesawat pengintai jenis CN buatan PT Dirgantara Indonesia. Alutsista ini akan dipakai untuk menjaga wilayah bahari Indonesia.
Pesawat jenis CN235-220 tipe Maritime Patrol Aircraft (MPA) ini merupakan sumbangan dari Kemenhan RI kepada Tentara Nasional Indonesia AU untuk mengemban misi patroli perbatasan, pengawasan pencurian ikan, imigran gelap atau perdagangan manusia, penyelundupan Narkoba dan evakuasi korban bencana.
Meski belum mempunyai persenjataan, pesawat ini terbilang canggih dengan sistem komputerisasi yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam areal tertentu.
"Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komputer yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam range tertentu," kata senior vice presiden PT DI, Iwan Krisnanto, Sabtu (5/5/2018).
Selain itu, pesawat ini telah memakai desain winglet, untuk mengefisienkan gaya hambat yang juga penghematan materi bakar, sampai bisa lebih usang di udara. Dalam misi identifikasi, pesawat ini sangat cocok dipakai sebab juga bisa terbang lebih rendah.
Radar pesawat ditempatkan pada perut pesawat, menyerupai konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Kemampuannya, sanggup mengidentifikasi objek di radius 100 sampai 200 nautical mile.
"Pesawat ini bukan hal gres buat PT DI, kami sudah men-delivery 18 unit pesawat menyerupai ini. Ada satu kami siapkan di Bandung untuk Tentara Nasional Indonesia AL. Ada juga seruan dari Afrika, tapi yang paling banyak pesanan PT DI itu pihak Turki," terangnya.
Pesawat jenis ini sangat diharapkan untuk pemantauan yang lebih fokus sebab kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dari pesawat pengintai jenis boing maupun jet. Dalam kondisi tertentu, CN-235 ini dimanfaatkan dalam identifikasi yang lebih terarah.
"Pesawat ini lebih pelan, jadi ketika patroli kita bisa lebih fokus. Saat kita butuh cepat, kita gunakan pesawat jenis Boing. Pesawat ini kita akan gunakan untuk patroli laut, sebab bahari kita ini sangat luas," kata Komandan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita.
Saat ini, Skadron udara 5 Lanud Hasanuddin yang menjadi home base pesawat pengintai strategis Tentara Nasional Indonesia AU, telah mempunyai 6 unit pesawat. 4 pesawat intai jenis Boeing dan 2 pesawat jenis CN. Pesawat itu dipakai baik untuk menjaga udara, maupun menjaga wilayah matirim Indonesia. (bag/bag)
0 Response to "Info!! Pesawat Intai Buatan Pt Di"
Post a Comment