Info!! Ryamizard Sebut Duterte Perbolehkan Operasi Darat
Di FilipinaIlutrasi operasi militer di Marawi [inquirer] ●
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengklaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengizinkan patroli darat di negaranya untuk mengantisipasi penyebaran kelompok ISIS di Asia Tenggara.
Patroli bahari yang dilakukan Filipina, Malaysia dan Indonesia dengan tujuan yang sama telah dimulai dua hari yang lalu.
Namun hambatan masih muncul karena patroli udara dan patroli darat yang sebelumnya dicanangkan Kemenhan RI masih belum menemui titik terang.
Ryamizard menjelaskan patroli darat itu membutuhkan payung aturan untuk direalisasikan. Hanya saja, beliau mengklaim bahwa Duterte telah memperlihatkan lampu hijau.
"Kami sedang pikirkan alasannya payung hukumnya belum ada walau Presiden Filipina telah mengiyakan," kata Ryamizard dikala ditemui di gedung Kemhan, Jakarta, Rabu (21/6).
Menurutnya, dikala beliau bertemu dengan Duterte dan Menteri Pertahanan Filipina, keduanya mempersilakan dan mendukung penuh kalau ada patroli militer di darat yang dilakukan tiga negara.
Patroli tersebut tidak serta-merta sanggup pribadi dihukum alasannya proteksi gres dilontarkan oleh presiden. Sedangkan proteksi dari kongres setempat belum didapatkan.
Jikalau pada balasannya proteksi tak didapat, Ryamizard melontarkan pandangan gres supaya latihan bersama digelar di tiga negara itu alasannya ada payung aturan yang melindungi itu.
"Ada satu payung aturan di negara manapun sanggup latihan bersama, paling tidak kita latihan di Kalimantan, di Serawak, dan kemudian latihan di rangkaian kepulauan di Filipina Selatan," ujarnya.
Menurutnya, patroli itu diharapkan supaya Indonesia dan Malaysia sanggup membantu Filipina mencegah ekspansi ISIS ke arah selatan.
Kapal perang Indonesia, Filipina, dan Malaysia mulai bermanuver di sekitar perairan Sulawesi dan Sulu, Filipina selatan, pada awal pekan ini.
Patroli ini dianggap mendesak sehabis bentrokan antara militer Filipina dan kelompok Maute di Marawi pecah pada 23 Mei lalu, menewaskan setidaknya 350 orang, termasuk 257 militan, 62 tentara, dan 26 warga sipil.
Militan yang bekerjasama dengan ISIS ini bahkan sempat mengibarkan bendera hitam khas kelompok itu yang menyalahgunakan kalimat 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' di hampir seluruh penjuru kota. (aal)
Filipina Pukul Mundur Militan dari Sekolah di Cotabato
Ilustrasi. (ABS-CBN)
Setelah baku tembak sengit, militer Filipina berhasil memukul mundur kelompok militan BIFF yang menduduki sebuah sekolah di Kota Pigcawayan, Cotabato, pada Rabu (21/6).
"Mereka sudah disingkirkan. Mereka tidak lagi di sana. Wilayah sekolah sudah kondusif kembali. Tentara sedang melaksanakan operasi pencarian," ujar juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla.
Padilla kemudian mengatakan, sekarang militer sedang memburu para militan yang diduga membawa lima warga sipil dari desa tersebut.
Namun, Padilla membantah gosip yang menyampaikan bahwa kelompok militan itu menyandera sejumlah murid dari sekolah tersebut.
Sementara itu, juru bicara BIFF, Abu Misri Mama, menyampaikan bahwa kelompok militan itu hanya menyelamatkan warga sipil dari baku tembak, bukan bermaksud untuk menculik.
Ketika ditanya Reuters mengenai kepastian BIFF memulangkan para warga sipil tersebut, ia menjawab, "Ya. Kami bukan penculik."
Lebih jauh, Padilla memastikan bahwa tragedi ini tak ada kaitannya dengan yang terjadi di Marawi, di mana militer Filipina menggempur kelompok militan Maute selama tiga pekan belakangan.
"Serangan ini dilancarkan oleh satu kelompok yang sudah sering melaksanakan kekerasan," tutur Padilla, sebagaimana dikutip Reuters. (has)
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengklaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengizinkan patroli darat di negaranya untuk mengantisipasi penyebaran kelompok ISIS di Asia Tenggara.
Patroli bahari yang dilakukan Filipina, Malaysia dan Indonesia dengan tujuan yang sama telah dimulai dua hari yang lalu.
Namun hambatan masih muncul karena patroli udara dan patroli darat yang sebelumnya dicanangkan Kemenhan RI masih belum menemui titik terang.
Ryamizard menjelaskan patroli darat itu membutuhkan payung aturan untuk direalisasikan. Hanya saja, beliau mengklaim bahwa Duterte telah memperlihatkan lampu hijau.
"Kami sedang pikirkan alasannya payung hukumnya belum ada walau Presiden Filipina telah mengiyakan," kata Ryamizard dikala ditemui di gedung Kemhan, Jakarta, Rabu (21/6).
Menurutnya, dikala beliau bertemu dengan Duterte dan Menteri Pertahanan Filipina, keduanya mempersilakan dan mendukung penuh kalau ada patroli militer di darat yang dilakukan tiga negara.
Patroli tersebut tidak serta-merta sanggup pribadi dihukum alasannya proteksi gres dilontarkan oleh presiden. Sedangkan proteksi dari kongres setempat belum didapatkan.
Jikalau pada balasannya proteksi tak didapat, Ryamizard melontarkan pandangan gres supaya latihan bersama digelar di tiga negara itu alasannya ada payung aturan yang melindungi itu.
"Ada satu payung aturan di negara manapun sanggup latihan bersama, paling tidak kita latihan di Kalimantan, di Serawak, dan kemudian latihan di rangkaian kepulauan di Filipina Selatan," ujarnya.
Menurutnya, patroli itu diharapkan supaya Indonesia dan Malaysia sanggup membantu Filipina mencegah ekspansi ISIS ke arah selatan.
Kapal perang Indonesia, Filipina, dan Malaysia mulai bermanuver di sekitar perairan Sulawesi dan Sulu, Filipina selatan, pada awal pekan ini.
Patroli ini dianggap mendesak sehabis bentrokan antara militer Filipina dan kelompok Maute di Marawi pecah pada 23 Mei lalu, menewaskan setidaknya 350 orang, termasuk 257 militan, 62 tentara, dan 26 warga sipil.
Militan yang bekerjasama dengan ISIS ini bahkan sempat mengibarkan bendera hitam khas kelompok itu yang menyalahgunakan kalimat 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' di hampir seluruh penjuru kota. (aal)
Filipina Pukul Mundur Militan dari Sekolah di Cotabato
Ilustrasi. (ABS-CBN)
Setelah baku tembak sengit, militer Filipina berhasil memukul mundur kelompok militan BIFF yang menduduki sebuah sekolah di Kota Pigcawayan, Cotabato, pada Rabu (21/6).
"Mereka sudah disingkirkan. Mereka tidak lagi di sana. Wilayah sekolah sudah kondusif kembali. Tentara sedang melaksanakan operasi pencarian," ujar juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla.
Padilla kemudian mengatakan, sekarang militer sedang memburu para militan yang diduga membawa lima warga sipil dari desa tersebut.
Namun, Padilla membantah gosip yang menyampaikan bahwa kelompok militan itu menyandera sejumlah murid dari sekolah tersebut.
Sementara itu, juru bicara BIFF, Abu Misri Mama, menyampaikan bahwa kelompok militan itu hanya menyelamatkan warga sipil dari baku tembak, bukan bermaksud untuk menculik.
Ketika ditanya Reuters mengenai kepastian BIFF memulangkan para warga sipil tersebut, ia menjawab, "Ya. Kami bukan penculik."
Lebih jauh, Padilla memastikan bahwa tragedi ini tak ada kaitannya dengan yang terjadi di Marawi, di mana militer Filipina menggempur kelompok militan Maute selama tiga pekan belakangan.
"Serangan ini dilancarkan oleh satu kelompok yang sudah sering melaksanakan kekerasan," tutur Padilla, sebagaimana dikutip Reuters. (has)
★ CNN
0 Response to "Info!! Ryamizard Sebut Duterte Perbolehkan Operasi Darat"
Post a Comment