Info!! [Dunia] S-300 Rusia Diangkut Ke Suriah
Dengan Pesawat Terbesar di DuniaAntonov An-124, pesawat militer Rusia yang dilaporkan mengangkut sistem rudal S-300 Moskow ke Suriah. [Foto/Wikimedia/Sergey Kustov/CC BY-SA 3.0] ★
Rusia selama seminggu terakhir telah mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggihnya, S-300, ke Suriah. Senjata pertahanan itu diangkut Antonov An-124, yang dinyatakan sebagai pesawat angkut militer terbesar di dunia.
Dari segi ukuran, Antonov An-124 Ruslan atau dikenal sebagai Condor, dianggap sebagai pesawat angkut militer terbesar kedua sesudah Antonov An-225 Mriya. Pesawat Mriya buatan Rusia ialah pesawat terberat yang pernah dibentuk dan mempunyai lebar sayap pesawat terbesar, yakni 88,4 meter (290 kaki). Dengan berat kosong 314 ton, pesawat Mriya hanya dibentuk satu unit saja.
Sedangkan pesawat Ruslan mempunyai berat 192 ton dan mempunyai lebar sayap 73,3 meter (240 kaki).
Kedua pesawat itu, yang dipakai oleh Angkatan Udara Rusia serta beberapa operator kargo, ditemukan oleh para penggemar pesawat yang melacak pergerakan pesawat (juga dikenal sebagai aircraft spotters), di rute Rusia-Suriah selama beberapa hari terakhir.
Rusia menyampaikan pihaknya mulai memasok sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah pada hari Jumat lalu, meski ada protes dari Israel. Menurut laporan Ynet yang dilansir Times of Israel, Selasa (2/10/2018), pesawat Ruslan pertama terlihat datang di Pangkalan Udara Khmeimim di bersahabat Latakia, Suriah pada Kamis malam.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Ke-73 Majelis Umum PBB mengumumkan pengiriman senjata pertahanan tersebut. "Sistem anti-pesawat akan dikhususkan untuk memastikan 100 persen keselamatan dan keamanan orang-orang kami di Suriah," katanya.
Keputusan Moskow untuk memasok sistem itu ke Suriah telah menimbulkan kekhawatiran di pihak Tel Aviv. Seorang pejabat senior Israel menyampaikan pada Sabtu kemudian bahwa kepemilikan S-300 Suriah merupakan tantangan serius bagi negara secara umum dikuasai Yahudi itu. Namun, kata dia, Israel sedang mengupayakan cara untuk mencegah penempatan sistem itu menjadi bahaya besar bagi keamanan negara.
“S-300 ialah tantangan rumit bagi negara Israel. Kami berurusan dengan (keputusan), dengan cara yang berbeda, tidak harus dengan mencegah pengiriman (sistem anti-pesawat)," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.
Pejabat itu percaya Presiden Rusia Vladimir Putin memahami bahwa ketika Moskow menciptakan langkah, Israel mencadangkan hak untuk melindungi dirinya sendiri dan menerima tunjangan dari Amerika Serikat.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat mengkritik langkah Rusia sebagai keputusan yang tidak bertanggung jawab. Namun, beliau menyampaikan bahwa Israel berkomitmen untuk terus mempertahankan kanal deconfliction dengan Moskow dalam operasi militernya di wilayah Suriah.
Berbicara kepada CNN di New York sesudah sidang tahunan Majelis Umum PBB, Netanyahu menyampaikan bahwa beliau sudah berbicara kepada Putin awal bulan ini sesudah pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel dengan sistem rudal S-200 secara keliru, yakni menembak jatuh pesawat pengintai militer Il-200 Rusia dan menewaskan 15 tentara Moskow.
"Mari kita lanjutkan deconfliction-nya, tetapi pada dikala yang sama, saya menyampaikan kepadanya dengan sangat hormat dan sangat terang bahwa Israel akan melakukannya, akan terus melaksanakan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dirinya," katanya.
Dia menyampaikan kedua pihak ingin menghindari bentrokan militer di Suriah, namun mencatat bahwa banyak militer dan kelompok lain yang beroperasi di wilayah Suriah, menciptakan wilayah itu sangat ramai meski di ruang udara yang kecil. "Melewati kekacauan ini, kami sanggup bertahan selama tiga tahun untuk menghindari bentrokan antara antara pasukan Rusia dan Israel," katanya. "Saya pikir ada impian dari pihak kami dan pihak Rusia untuk menghindari bentrokan," katanya.
Rusia selama seminggu terakhir telah mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggihnya, S-300, ke Suriah. Senjata pertahanan itu diangkut Antonov An-124, yang dinyatakan sebagai pesawat angkut militer terbesar di dunia.
Dari segi ukuran, Antonov An-124 Ruslan atau dikenal sebagai Condor, dianggap sebagai pesawat angkut militer terbesar kedua sesudah Antonov An-225 Mriya. Pesawat Mriya buatan Rusia ialah pesawat terberat yang pernah dibentuk dan mempunyai lebar sayap pesawat terbesar, yakni 88,4 meter (290 kaki). Dengan berat kosong 314 ton, pesawat Mriya hanya dibentuk satu unit saja.
Sedangkan pesawat Ruslan mempunyai berat 192 ton dan mempunyai lebar sayap 73,3 meter (240 kaki).
Kedua pesawat itu, yang dipakai oleh Angkatan Udara Rusia serta beberapa operator kargo, ditemukan oleh para penggemar pesawat yang melacak pergerakan pesawat (juga dikenal sebagai aircraft spotters), di rute Rusia-Suriah selama beberapa hari terakhir.
Rusia menyampaikan pihaknya mulai memasok sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah pada hari Jumat lalu, meski ada protes dari Israel. Menurut laporan Ynet yang dilansir Times of Israel, Selasa (2/10/2018), pesawat Ruslan pertama terlihat datang di Pangkalan Udara Khmeimim di bersahabat Latakia, Suriah pada Kamis malam.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Ke-73 Majelis Umum PBB mengumumkan pengiriman senjata pertahanan tersebut. "Sistem anti-pesawat akan dikhususkan untuk memastikan 100 persen keselamatan dan keamanan orang-orang kami di Suriah," katanya.
Keputusan Moskow untuk memasok sistem itu ke Suriah telah menimbulkan kekhawatiran di pihak Tel Aviv. Seorang pejabat senior Israel menyampaikan pada Sabtu kemudian bahwa kepemilikan S-300 Suriah merupakan tantangan serius bagi negara secara umum dikuasai Yahudi itu. Namun, kata dia, Israel sedang mengupayakan cara untuk mencegah penempatan sistem itu menjadi bahaya besar bagi keamanan negara.
“S-300 ialah tantangan rumit bagi negara Israel. Kami berurusan dengan (keputusan), dengan cara yang berbeda, tidak harus dengan mencegah pengiriman (sistem anti-pesawat)," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.
Pejabat itu percaya Presiden Rusia Vladimir Putin memahami bahwa ketika Moskow menciptakan langkah, Israel mencadangkan hak untuk melindungi dirinya sendiri dan menerima tunjangan dari Amerika Serikat.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat mengkritik langkah Rusia sebagai keputusan yang tidak bertanggung jawab. Namun, beliau menyampaikan bahwa Israel berkomitmen untuk terus mempertahankan kanal deconfliction dengan Moskow dalam operasi militernya di wilayah Suriah.
Berbicara kepada CNN di New York sesudah sidang tahunan Majelis Umum PBB, Netanyahu menyampaikan bahwa beliau sudah berbicara kepada Putin awal bulan ini sesudah pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel dengan sistem rudal S-200 secara keliru, yakni menembak jatuh pesawat pengintai militer Il-200 Rusia dan menewaskan 15 tentara Moskow.
"Mari kita lanjutkan deconfliction-nya, tetapi pada dikala yang sama, saya menyampaikan kepadanya dengan sangat hormat dan sangat terang bahwa Israel akan melakukannya, akan terus melaksanakan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dirinya," katanya.
Dia menyampaikan kedua pihak ingin menghindari bentrokan militer di Suriah, namun mencatat bahwa banyak militer dan kelompok lain yang beroperasi di wilayah Suriah, menciptakan wilayah itu sangat ramai meski di ruang udara yang kecil. "Melewati kekacauan ini, kami sanggup bertahan selama tiga tahun untuk menghindari bentrokan antara antara pasukan Rusia dan Israel," katanya. "Saya pikir ada impian dari pihak kami dan pihak Rusia untuk menghindari bentrokan," katanya.
0 Response to "Info!! [Dunia] S-300 Rusia Diangkut Ke Suriah"
Post a Comment