Info!! [Dunia] Status-6
Torpedo Hipersonik Nuklir Senjata Kiamat Rusia Torpedo bawah maritim hipersonik bertenaga nuklir Rusia yang dijadikan alasan AS melaksanakan perluasan kemampuan senjata nuklirnya. [Foto/YouTube]
Torpedo bawah maritim hipersonik berkemampuan nuklir yang dikembangkan Rusia kembali jadi sorotan dunia sehabis dijadikan alasan Amerika Serikat (AS) untuk perluasan kemampuan senjata nuklirnya. Pakar militer menjuluki torpedo yang dikenal sebagai “Status-6” itu dengan sebutan senjata kiamat.
Senjata yang sejatinya dirahasikan militer Moskow ini mempunyai nama resmi Oceanic Multipurpose System Status-6 ini jadi sorotan lagi sehabis disinggung dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) pemerintah Presiden Trump yang resmi dirilis hari Jumat. Sejumlah laporan menyebut, torpedo ini sanggup membawa bom berkekuatan 100 megaton.
”Radius penghancuran total atau hampir total ialah ukuran area metropolitan yang cukup besar, sebenarnya,” kata Edward Geist, seorang spesialis Rusia di Rand Corporation yang telah menghabiskan waktu untuk menganalisi senjata itu. ”Sulit dibayangkan dalam hal normal,” ujarnya.
Rancangan senjata “Status-6” ini pertama kali bocor ke publik pada tahun 2015. Stasiun televisi pemerintah Rusia secara tak sengaja membocorkannya. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung bersama para jenderalnya di Kota Sochi.
Dalam kunjungan itulah, kamera stasiun televisi pemerintah Rusia membidik gambar rancangan yang dipegang seorang jenderal yang di duduk meja panjang. Rancangan itu ternyata gambar senjata nuklir gres yang disebut Oceanic Multipurpose System Status-6.
Wujud “Status-6” ibarat torpedo raksasa sekitar sepertiga panjang kapal selam Rusia yang berukuran besar. “Bertenaga nuklir, yang berarti bisa berkeliaran selama berbulan-bulan dan mungkin bahkan bertahun-tahun di bawah lautan tanpa ke permukaan. Muatannya ialah hulu ledak nuklir puluhan ribu megaton dalam hasilnya,” kata Geist.
Jika analisis Geist benar, kekuatan bom yang dibawa torpedo Rusia ribuan kali lebih besar lengan berkuasa daripada bom yang dijatuhkan pada selesai Perang Dunia II dan lebih besar lengan berkuasa daripada yang ada ketika ini di gudang persenjataan AS dan Rusia.
Status-6 diluncurkan dari bawah kapal selam Rusia. Torpedo ini akan menembak pada kedalaman yang terlalu dalam dan melaksanakan perjalanan sejauh ribuan mil. Setelah mencapai target, misalnya, di sepanjang garis pantai AS, torpedo itu akan meledakkan bom yang “menelan” kota mana pun yang berada di dekatnya.
”Satu-satunya sasaran AS yang mungkin ialah kota pelabuhan besar,” kata Mark Schneider, seorang analis senior National Institute for Public Policy, yang menuliskan analisisnya dalam sebuah e-mail.
”Peledakan Status-6 intinya akan menghancurkan penduduk sasaran hingga ke kawasan pinggiran yang jauh,” lanjut dia.
”Peledakan tersebut akan menyebabkan jumlah radioaktif yang sangat besar,” imbuh Pavel Podvig, spesialis kontrol senjata yang mengelola sebuah blog berjulukan Russian Strategic Nuclear Forces.
Podvig percaya bahwa senjata tersebut berpotensi membasmi seluruh Koridor Timur Laut dalam jelaga radioaktif.
“Status-6” juga diduga akan dipakai sebagai senjata ”penyerang ketiga” dari upaya terakhir. Jika Rusia diserang dari AS dan tidak sanggup membalas dengan misilnya, berdasarkan Podvig, hal itu sanggup memicu “Status-6”, sebuah mesin selesai zaman atau senjata kiamat.
”Gambar drone ini lebih ibarat gambar torpedo yang lebih besar," kata Podvig. Dengan kata lain, tampaknya orang Rusia mungkin gres saja mengambil beberapa klip seni torpedo, menghancurkannya hingga sangat mengerikan dan kemudian menyiarkannya di televisi pemerintah.
Mengapa hal itu dilakukan media Rusia?. ”Ini cara untuk menarik perhatian kita,” imbuh Geist.
Geist mengatakan, bocoran rancangan “Status-6” bekerjsama disengaja. Rusia khawatir bahwa pertahanan rudal AS mungkin bisa menembak jatuh misilnya dalam perang nuklir. Dengan menawarkan sebuah planning untuk “Status-6”, Rusia memperingatkan AS bahwa kalau terus membangun sistem pertahanan semacam itu, maka Rusia akan menemukan cara lain untuk menyerang, dengan rudal yang tidak sanggup dicegat.
”Apa yang saya baca perihal keseluruhan slide Status-6 ialah bahwa Rusia berusaha mengirimkan pesan kepada kami,” kata Geist, ibarat dikutip National Public Radio, Sabtu (3/2/2018).
Podvig oke bahwa bocoran “Status-6” mungkin hanya “tembakan” peringatan. Namun fakta bahwa dalam laporan terbaru Pentagon perihal senjata nuklir menawarkan bahwa beberapa perencana perang menganggap gagasan Moskow itu serius. (mas)
Torpedo bawah maritim hipersonik berkemampuan nuklir yang dikembangkan Rusia kembali jadi sorotan dunia sehabis dijadikan alasan Amerika Serikat (AS) untuk perluasan kemampuan senjata nuklirnya. Pakar militer menjuluki torpedo yang dikenal sebagai “Status-6” itu dengan sebutan senjata kiamat.
Senjata yang sejatinya dirahasikan militer Moskow ini mempunyai nama resmi Oceanic Multipurpose System Status-6 ini jadi sorotan lagi sehabis disinggung dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) pemerintah Presiden Trump yang resmi dirilis hari Jumat. Sejumlah laporan menyebut, torpedo ini sanggup membawa bom berkekuatan 100 megaton.
”Radius penghancuran total atau hampir total ialah ukuran area metropolitan yang cukup besar, sebenarnya,” kata Edward Geist, seorang spesialis Rusia di Rand Corporation yang telah menghabiskan waktu untuk menganalisi senjata itu. ”Sulit dibayangkan dalam hal normal,” ujarnya.
Rancangan senjata “Status-6” ini pertama kali bocor ke publik pada tahun 2015. Stasiun televisi pemerintah Rusia secara tak sengaja membocorkannya. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung bersama para jenderalnya di Kota Sochi.
Dalam kunjungan itulah, kamera stasiun televisi pemerintah Rusia membidik gambar rancangan yang dipegang seorang jenderal yang di duduk meja panjang. Rancangan itu ternyata gambar senjata nuklir gres yang disebut Oceanic Multipurpose System Status-6.
Wujud “Status-6” ibarat torpedo raksasa sekitar sepertiga panjang kapal selam Rusia yang berukuran besar. “Bertenaga nuklir, yang berarti bisa berkeliaran selama berbulan-bulan dan mungkin bahkan bertahun-tahun di bawah lautan tanpa ke permukaan. Muatannya ialah hulu ledak nuklir puluhan ribu megaton dalam hasilnya,” kata Geist.
Jika analisis Geist benar, kekuatan bom yang dibawa torpedo Rusia ribuan kali lebih besar lengan berkuasa daripada bom yang dijatuhkan pada selesai Perang Dunia II dan lebih besar lengan berkuasa daripada yang ada ketika ini di gudang persenjataan AS dan Rusia.
Status-6 diluncurkan dari bawah kapal selam Rusia. Torpedo ini akan menembak pada kedalaman yang terlalu dalam dan melaksanakan perjalanan sejauh ribuan mil. Setelah mencapai target, misalnya, di sepanjang garis pantai AS, torpedo itu akan meledakkan bom yang “menelan” kota mana pun yang berada di dekatnya.
”Satu-satunya sasaran AS yang mungkin ialah kota pelabuhan besar,” kata Mark Schneider, seorang analis senior National Institute for Public Policy, yang menuliskan analisisnya dalam sebuah e-mail.
”Peledakan Status-6 intinya akan menghancurkan penduduk sasaran hingga ke kawasan pinggiran yang jauh,” lanjut dia.
”Peledakan tersebut akan menyebabkan jumlah radioaktif yang sangat besar,” imbuh Pavel Podvig, spesialis kontrol senjata yang mengelola sebuah blog berjulukan Russian Strategic Nuclear Forces.
Podvig percaya bahwa senjata tersebut berpotensi membasmi seluruh Koridor Timur Laut dalam jelaga radioaktif.
“Status-6” juga diduga akan dipakai sebagai senjata ”penyerang ketiga” dari upaya terakhir. Jika Rusia diserang dari AS dan tidak sanggup membalas dengan misilnya, berdasarkan Podvig, hal itu sanggup memicu “Status-6”, sebuah mesin selesai zaman atau senjata kiamat.
”Gambar drone ini lebih ibarat gambar torpedo yang lebih besar," kata Podvig. Dengan kata lain, tampaknya orang Rusia mungkin gres saja mengambil beberapa klip seni torpedo, menghancurkannya hingga sangat mengerikan dan kemudian menyiarkannya di televisi pemerintah.
Mengapa hal itu dilakukan media Rusia?. ”Ini cara untuk menarik perhatian kita,” imbuh Geist.
Geist mengatakan, bocoran rancangan “Status-6” bekerjsama disengaja. Rusia khawatir bahwa pertahanan rudal AS mungkin bisa menembak jatuh misilnya dalam perang nuklir. Dengan menawarkan sebuah planning untuk “Status-6”, Rusia memperingatkan AS bahwa kalau terus membangun sistem pertahanan semacam itu, maka Rusia akan menemukan cara lain untuk menyerang, dengan rudal yang tidak sanggup dicegat.
”Apa yang saya baca perihal keseluruhan slide Status-6 ialah bahwa Rusia berusaha mengirimkan pesan kepada kami,” kata Geist, ibarat dikutip National Public Radio, Sabtu (3/2/2018).
Podvig oke bahwa bocoran “Status-6” mungkin hanya “tembakan” peringatan. Namun fakta bahwa dalam laporan terbaru Pentagon perihal senjata nuklir menawarkan bahwa beberapa perencana perang menganggap gagasan Moskow itu serius. (mas)
♘ Sindonews
0 Response to "Info!! [Dunia] Status-6"
Post a Comment