Info!! Menteri Susi Sontak Bangun Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti disambut hangat oleh CEO Institute for Marine Resaerch (IMR) ketika kunjungan ke forum riset perikanan tersebut di Kora Bergen, Norwegia, Kamis (8/6/2018)(Kompas.com/Wisnu Nugroho) ●
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melanjutkan kunjungan kerjanya ke Norwegia dengan mengunjungi Institute for Marine Reasarch (IMR) di Kota Bergen, Norwegia, Jumat (8/6/2018).
Saat datang di IMR, Menteri Susi dan rombongan yang menaiki bus disambut dan diterima CEO IMR Sissel Rogne semenjak bus datang dan mendekat di jalan raya.
Menteri Susi dan Sissel lantas beriringan melewati jalan yang berliku dan terjal menyusuri tepian pantai menuju salah satu ruang kerja IMR yang letaknya di tepian laut.
Dalam pertemuan tersebut, Sissel memaparkan data dan hasil penelitian terkait produktivitas hasil tangkapan iklan di Norwegia. Pada suatu masa di simpulan tahun 1980, penangkapan ikan di Norwegia dilakukan secara ekspolitatif.
Jangka panjang
Kebijakan eksploitatif tersebut dirasa merugikan dalam jangka panjang. Karena itu, kebijakan itu dikoreksi. Di awal-awal koreksi berupa pengaturan penangkapan ikan supaya tidak eksploitatif, produktivitas hasil tangkapan turun tajam.
Namun, dalam jangka panjang, langkah pengaturan dan pembatasan tersebut membuahkan hasil yang baik. Beberapa tahun kemudian, produktivitas hasil tangkapan naik dengan kualitas yang lebih baik. Produktivitas juga sanggup ditingkatkan dan dipertahankan.
Data dan hasil riset IMR mengkonfirmasi sekaligus menguatkan langkah-langkah yang sudah diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah hasil penelitian IMR akan digunakan untuk meninjau ulang sejumlah kebijakan KKP.
Dalam pertemuan itu, Menteri Susi didampingi Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief WIdjaja dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa.
Langsung berdiri
Usai mendengarkan hasil riset dan data IMR, Menteri Susi diajak melihat bagaimana Norwegia memantau kapal-kapal yang beroperasi di Norwegia dan di seluruh dunia memakai teknologi satelit mereka.
Kali ini, Menteri Susi menerima klarifikasi dari Direktur Pengelolaan Sumber Daya Direktorat Perikanan Norwegia Aksel Reidar Aikemo dan tim.
Saat layar menunjukkan pemantauan di sekitar perairan Indonesia, Menteri Susi sontak berdiri. Menteri Susi berjalan mendekat layar dan minta supaya dilakukan pelacakan kegiatan belasan kapal yang terpantau di sekitar zona ekonomi eklusif (ZEE) Indonesia.
Dari pelacakan itu diketahui, kapal ikan yang dicurigai terdaftar dari Jepang dan sebelumnya melintasi perairan Indonesia dengan kecepatan rendah.
Menteri Susi curiga kapal ini tidak hanya sekadar melintas dari arah utara ke selatan melewati perairan sekitar Bali.
"Di sekitar Bali, banyak ikan tuna. Melihat hasil pelacakan dan catatan kecepatan kapal, kecurigaan kami muncul wacana acara lain yang dilakukan selain melintas," ujar Menteri Susi yang bangkit di depan layar pelacakan kapal.
Dicurigai ilegal
Terpantauanya belasan kapal di sekitar ZEE Indonesia mengkonfirmasi masih adanya kegiatan di bahari yang tidak dilaporkan dan tidak tersentuh aturan.
Menteri Susi termangu sejenak mendapati kenyataan ini. Menteri Susi geregetan juga dengan hasil dan tindak lanjut pemantauan dan pelacakan pergerakan kapal di perairan Indonesia selama ini.
"Para petugas pemantau diperlukan untuk lebih punya perilaku curious. Petugas harus menaruh curiga hingga lalu terbukti sebaliknya," ujar Menteri Susi.
Sambil bergurau, Menteri Susi ingin menempatkan seorang pegawai di Bergen terkait pemantauan pergerakan kapal secara lebih gigih, menentukan, dan konsisten.
"Kita selama ini kurang gigih, memilih dan konsisten. Dari Bergen kita sanggup berguru karakter-karakter ini," ujarnya.
Ditentang di Indonesia, Menteri Susi Dipuji Dunia alasannya yaitu Melawan "Illegal Fishing"
Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva menyalami Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela-sela pencanangan Hari Internasional Perlawanan terhadap Penangkapan Ikan Ilegal, Tak Terlaporkan dan Liar di Markas FAO, Roma, Italia, Selasa (5/6/2018)(Kompas/Wisnu Nugroho)
Direktur Jenderal Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization/ FAO) Jose Graziano da Silva memuji Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti untuk upayanya melawan segala acara ilegal di tengah laut.
"Ibu Susi Pudjiastuti yang memulai dan menjadi yang pertama untuk upaya konsisten melawan segala bentuk acara ilegal di laut, tidak hanya soal penangkapan ikan ilegal," ujar Jose disambut tepuk tangan hadirin.
Pujian kepada Susi itu disampaikan Jose ketika menunjukkan sambutan pembukaan pencanangan Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan, dan liar di Sheikh Zayed Center yang ada di Markas FAO di Roma, Italia, Selasa (5/6/2018).
Susi yang menerima kebanggaan dan duduk di antara para pembicara hanya tersenyum menatap hadirin yang memenuhi ruangan pertemuan.
Jose menggarisbawahi pentingnya Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar ini sebagai bab dari upaya bersama. Dalam bahasa Inggris, peringatan internasional ini disingkat sebagai IUUF (Illegal, Unreported dan Unregulated Fishing).
Acara di Kantor Pusat FAO merupakan program pertama sekaligus pencanangan Hari Internasional IUUF.
Pujian yang sama untuk Menteri Susi disampaikan Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella.
Kewajiban moral
Vella menyebut, terkait kelautan dan perikanan, dirinya dan Susi bersepakat dalam banyak hal.
Untuk perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar, Vella menyebutnya sebagai kewajiban moral yang sifatnya imperatif alias keharusan bagi negara-negara yang mempunyai wilayah laut.
Vella yang sebelumnya menggelar pertemuan dengan Menteri Susi di Indonesia Room menyadari, pemberantasan IUUF harus berfokus pada pelaksanaannya, bukan hanya secara unilateral, namun juga harus bilateral dan regional.
"Praktik IUUF lebih terstruktur, alasannya yaitu itu kita harus bekerja sama dalam pemberantasannya, ujar Vella.
Kekuatan besar
Atas kebanggaan dan sambutan istimewa di panggung dunia, Susi yang menjadi salah satu pembicara tidak banyak merespons. Di depan panggung FAO, Susi memaparkan bagaimana IUUF harus ditangani bahu-membahu alasannya yaitu kekuatannya yang besar.
Susi menyebut, mereka yang melaksanakan IUUF menyerupai negara tersendiri di tengah bahari dengan adanya pemberian aparat, teknologi, dan peralatan yang canggih.
Susi menyebut, kegiatan ilegal di tengah bahari telah menjadi pintu masuk bagi banyaknya kejahatan transnasional.
"Pemberantasan IUUF harus dilakukan dengan lingkup yang lebih luas sehingga butuh outreaching yang lebih dari negara-negara di dunia dan organisasi internasional," ujar Susi.
Apa yang dikemukakan Susi merupakan pengutamaan atas apa yang disampaikan Vella sebelumnya.
Praktik IUUF bukan hanya melulu soal “penangkapan ikan”, tetapi juga termasuk banyak acara ilegal lainnya, menyerupai penyelundupan segala jenis barang termasuk narkotika dan hewan-hewan langka asal Indonesia.
Mendapatkan banyak kebanggaan di tingkat dunia alasannya yaitu upayanya melawan segala bentuk acara ilegal di laut, termasuk penangkapan ikan, Menteri Susi tidak sepi kritik dan saingan di Indonesia.
Menteri Susi menyadari hal itu. Konsistensinya untuk melawan segala macam bentuk acara ilegal di bahari termasuk penangkapan ikan ilegal dilakukan untuk kepentingan jangka panjang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak puluhan pengusaha Jepang untuk berinvestasi di 6 pulau terluar di Indonesia. (Kompas TV)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melanjutkan kunjungan kerjanya ke Norwegia dengan mengunjungi Institute for Marine Reasarch (IMR) di Kota Bergen, Norwegia, Jumat (8/6/2018).
Saat datang di IMR, Menteri Susi dan rombongan yang menaiki bus disambut dan diterima CEO IMR Sissel Rogne semenjak bus datang dan mendekat di jalan raya.
Menteri Susi dan Sissel lantas beriringan melewati jalan yang berliku dan terjal menyusuri tepian pantai menuju salah satu ruang kerja IMR yang letaknya di tepian laut.
Dalam pertemuan tersebut, Sissel memaparkan data dan hasil penelitian terkait produktivitas hasil tangkapan iklan di Norwegia. Pada suatu masa di simpulan tahun 1980, penangkapan ikan di Norwegia dilakukan secara ekspolitatif.
Jangka panjang
Kebijakan eksploitatif tersebut dirasa merugikan dalam jangka panjang. Karena itu, kebijakan itu dikoreksi. Di awal-awal koreksi berupa pengaturan penangkapan ikan supaya tidak eksploitatif, produktivitas hasil tangkapan turun tajam.
Namun, dalam jangka panjang, langkah pengaturan dan pembatasan tersebut membuahkan hasil yang baik. Beberapa tahun kemudian, produktivitas hasil tangkapan naik dengan kualitas yang lebih baik. Produktivitas juga sanggup ditingkatkan dan dipertahankan.
Data dan hasil riset IMR mengkonfirmasi sekaligus menguatkan langkah-langkah yang sudah diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah hasil penelitian IMR akan digunakan untuk meninjau ulang sejumlah kebijakan KKP.
Dalam pertemuan itu, Menteri Susi didampingi Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief WIdjaja dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa.
Langsung berdiri
Usai mendengarkan hasil riset dan data IMR, Menteri Susi diajak melihat bagaimana Norwegia memantau kapal-kapal yang beroperasi di Norwegia dan di seluruh dunia memakai teknologi satelit mereka.
Kali ini, Menteri Susi menerima klarifikasi dari Direktur Pengelolaan Sumber Daya Direktorat Perikanan Norwegia Aksel Reidar Aikemo dan tim.
Saat layar menunjukkan pemantauan di sekitar perairan Indonesia, Menteri Susi sontak berdiri. Menteri Susi berjalan mendekat layar dan minta supaya dilakukan pelacakan kegiatan belasan kapal yang terpantau di sekitar zona ekonomi eklusif (ZEE) Indonesia.
Dari pelacakan itu diketahui, kapal ikan yang dicurigai terdaftar dari Jepang dan sebelumnya melintasi perairan Indonesia dengan kecepatan rendah.
Menteri Susi curiga kapal ini tidak hanya sekadar melintas dari arah utara ke selatan melewati perairan sekitar Bali.
"Di sekitar Bali, banyak ikan tuna. Melihat hasil pelacakan dan catatan kecepatan kapal, kecurigaan kami muncul wacana acara lain yang dilakukan selain melintas," ujar Menteri Susi yang bangkit di depan layar pelacakan kapal.
Dicurigai ilegal
Terpantauanya belasan kapal di sekitar ZEE Indonesia mengkonfirmasi masih adanya kegiatan di bahari yang tidak dilaporkan dan tidak tersentuh aturan.
Menteri Susi termangu sejenak mendapati kenyataan ini. Menteri Susi geregetan juga dengan hasil dan tindak lanjut pemantauan dan pelacakan pergerakan kapal di perairan Indonesia selama ini.
"Para petugas pemantau diperlukan untuk lebih punya perilaku curious. Petugas harus menaruh curiga hingga lalu terbukti sebaliknya," ujar Menteri Susi.
Sambil bergurau, Menteri Susi ingin menempatkan seorang pegawai di Bergen terkait pemantauan pergerakan kapal secara lebih gigih, menentukan, dan konsisten.
"Kita selama ini kurang gigih, memilih dan konsisten. Dari Bergen kita sanggup berguru karakter-karakter ini," ujarnya.
Ditentang di Indonesia, Menteri Susi Dipuji Dunia alasannya yaitu Melawan "Illegal Fishing"
Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva menyalami Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela-sela pencanangan Hari Internasional Perlawanan terhadap Penangkapan Ikan Ilegal, Tak Terlaporkan dan Liar di Markas FAO, Roma, Italia, Selasa (5/6/2018)(Kompas/Wisnu Nugroho)
Direktur Jenderal Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization/ FAO) Jose Graziano da Silva memuji Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti untuk upayanya melawan segala acara ilegal di tengah laut.
"Ibu Susi Pudjiastuti yang memulai dan menjadi yang pertama untuk upaya konsisten melawan segala bentuk acara ilegal di laut, tidak hanya soal penangkapan ikan ilegal," ujar Jose disambut tepuk tangan hadirin.
Pujian kepada Susi itu disampaikan Jose ketika menunjukkan sambutan pembukaan pencanangan Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan, dan liar di Sheikh Zayed Center yang ada di Markas FAO di Roma, Italia, Selasa (5/6/2018).
Susi yang menerima kebanggaan dan duduk di antara para pembicara hanya tersenyum menatap hadirin yang memenuhi ruangan pertemuan.
Jose menggarisbawahi pentingnya Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar ini sebagai bab dari upaya bersama. Dalam bahasa Inggris, peringatan internasional ini disingkat sebagai IUUF (Illegal, Unreported dan Unregulated Fishing).
Acara di Kantor Pusat FAO merupakan program pertama sekaligus pencanangan Hari Internasional IUUF.
Pujian yang sama untuk Menteri Susi disampaikan Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella.
Kewajiban moral
Vella menyebut, terkait kelautan dan perikanan, dirinya dan Susi bersepakat dalam banyak hal.
Untuk perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar, Vella menyebutnya sebagai kewajiban moral yang sifatnya imperatif alias keharusan bagi negara-negara yang mempunyai wilayah laut.
Vella yang sebelumnya menggelar pertemuan dengan Menteri Susi di Indonesia Room menyadari, pemberantasan IUUF harus berfokus pada pelaksanaannya, bukan hanya secara unilateral, namun juga harus bilateral dan regional.
"Praktik IUUF lebih terstruktur, alasannya yaitu itu kita harus bekerja sama dalam pemberantasannya, ujar Vella.
Kekuatan besar
Atas kebanggaan dan sambutan istimewa di panggung dunia, Susi yang menjadi salah satu pembicara tidak banyak merespons. Di depan panggung FAO, Susi memaparkan bagaimana IUUF harus ditangani bahu-membahu alasannya yaitu kekuatannya yang besar.
Susi menyebut, mereka yang melaksanakan IUUF menyerupai negara tersendiri di tengah bahari dengan adanya pemberian aparat, teknologi, dan peralatan yang canggih.
Susi menyebut, kegiatan ilegal di tengah bahari telah menjadi pintu masuk bagi banyaknya kejahatan transnasional.
"Pemberantasan IUUF harus dilakukan dengan lingkup yang lebih luas sehingga butuh outreaching yang lebih dari negara-negara di dunia dan organisasi internasional," ujar Susi.
Apa yang dikemukakan Susi merupakan pengutamaan atas apa yang disampaikan Vella sebelumnya.
Praktik IUUF bukan hanya melulu soal “penangkapan ikan”, tetapi juga termasuk banyak acara ilegal lainnya, menyerupai penyelundupan segala jenis barang termasuk narkotika dan hewan-hewan langka asal Indonesia.
Mendapatkan banyak kebanggaan di tingkat dunia alasannya yaitu upayanya melawan segala bentuk acara ilegal di laut, termasuk penangkapan ikan, Menteri Susi tidak sepi kritik dan saingan di Indonesia.
Menteri Susi menyadari hal itu. Konsistensinya untuk melawan segala macam bentuk acara ilegal di bahari termasuk penangkapan ikan ilegal dilakukan untuk kepentingan jangka panjang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak puluhan pengusaha Jepang untuk berinvestasi di 6 pulau terluar di Indonesia. (Kompas TV)
★ Kompas
0 Response to "Info!! Menteri Susi Sontak Bangun Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan"
Post a Comment