Info!! Pembelian 11 Sukhoi Ekonomis 5 Triliun
✈️ Ungkap Menhan✈️ Pesawat Su-35 [Vitaly Kuzmin]
Kementerian Pertahanan resmi membeli 11 pesawat tempur Sukhoi SU 35 rakitan Rusia yang kontraknya sudah ditandatangani pada pertengahan Februari 2018. Kesebelas Sukhoi tersebut akan tiba di Indonesia pada awal tahun 2019 mendatang. Pembelian Sukhoi ini, pemerintah hemat uang negara sebesar Rp 5 triliun.
“Sekarang lagi dibentuk dulu. Bukan langsung-langsung. Dibuat dulu dong. Satu tahun bangsa dibuat, bertahap, bertahap, sedikit demi sedikit ya. Awal tahun depan sudah ada,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di program Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RUALB) Pinhantanas di Energy Building, Jakarta.
Ia mengatakan, pemerintah mempunyai sasaran untuk mendatangkan 11 pesawat tempur tersebut di tahun 2020 mendatang. Tapi, karena proses pengadaannya yang memang tidak gampang dan membutuhkan waktu lama, kesudahannya sasaran tersebut mundur hingga benar-benar ada janji dari kedua pihak.
“Membeli 11 pesawat Sukhoi ini kita bisa menghemat uang negara sebesar Rp 5 triliun. Awalnya, kita juga ingin beli 8, tapi kini 11. 50 persen. Murah, murah tuh 50 persen,” ujarnya.
Selain itu, Menhan juga mendorong swasta ikut berkiprah di industri pertahanan dunia. Pasalnya, ketika ini, hampir 80 persen peralatan pertahanan yang dipakai masih produk hasil impor.
Oleh alasannya yakni itu, Menhan mendorong Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) untuk memingkatkan kualitas industrinya semoga bisa berkiprah di kancah internasional.
“Pinhantanas harus bisa mendukung pemerintah dengan menerangkan kepada dunia bahwa kita telah bisa untuk berdikari dan menjadi produsen alutsista yang berkiprah di kancah internasional,” ujarnya.
Mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu mengungkapkan, ketika ini pemerintah membutuhkan teknologi untuk menghadapi sejumlah ancaman. Seperti terorisme dan perang terhadap narkoba.
“Saya punya impian ibarat ini dan bukan berarti aku ambisius. Tapi ini realita. Sekarang ini jaman globalisasi gres dituntut daya saing, tiap negara perlu kapasitas dan keunikan yang dikembangkan. Belum lagi bahaya faktual yang ketika ini perlu perhatian serius yakni terorisme, perang cyber dan narkoba,” ujarnya.
Namun kendati demikian, Ryamizard pun tetap mengapresiasi produk-produk yang telah dihasilkan oleh sejumlah perusahaan swasta yang tergabung dalam Pinhantanas.
“Terima kasih pada Pinhantanas yang memperlihatkan kontribusi dalam memajukan industri pertahanan dalam penggembangan produk alutsista untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia dalam mendukung pertahanan negara,” ungkapnya.
Kementerian Pertahanan resmi membeli 11 pesawat tempur Sukhoi SU 35 rakitan Rusia yang kontraknya sudah ditandatangani pada pertengahan Februari 2018. Kesebelas Sukhoi tersebut akan tiba di Indonesia pada awal tahun 2019 mendatang. Pembelian Sukhoi ini, pemerintah hemat uang negara sebesar Rp 5 triliun.
“Sekarang lagi dibentuk dulu. Bukan langsung-langsung. Dibuat dulu dong. Satu tahun bangsa dibuat, bertahap, bertahap, sedikit demi sedikit ya. Awal tahun depan sudah ada,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di program Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RUALB) Pinhantanas di Energy Building, Jakarta.
Ia mengatakan, pemerintah mempunyai sasaran untuk mendatangkan 11 pesawat tempur tersebut di tahun 2020 mendatang. Tapi, karena proses pengadaannya yang memang tidak gampang dan membutuhkan waktu lama, kesudahannya sasaran tersebut mundur hingga benar-benar ada janji dari kedua pihak.
“Membeli 11 pesawat Sukhoi ini kita bisa menghemat uang negara sebesar Rp 5 triliun. Awalnya, kita juga ingin beli 8, tapi kini 11. 50 persen. Murah, murah tuh 50 persen,” ujarnya.
Selain itu, Menhan juga mendorong swasta ikut berkiprah di industri pertahanan dunia. Pasalnya, ketika ini, hampir 80 persen peralatan pertahanan yang dipakai masih produk hasil impor.
Oleh alasannya yakni itu, Menhan mendorong Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) untuk memingkatkan kualitas industrinya semoga bisa berkiprah di kancah internasional.
“Pinhantanas harus bisa mendukung pemerintah dengan menerangkan kepada dunia bahwa kita telah bisa untuk berdikari dan menjadi produsen alutsista yang berkiprah di kancah internasional,” ujarnya.
Mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu mengungkapkan, ketika ini pemerintah membutuhkan teknologi untuk menghadapi sejumlah ancaman. Seperti terorisme dan perang terhadap narkoba.
“Saya punya impian ibarat ini dan bukan berarti aku ambisius. Tapi ini realita. Sekarang ini jaman globalisasi gres dituntut daya saing, tiap negara perlu kapasitas dan keunikan yang dikembangkan. Belum lagi bahaya faktual yang ketika ini perlu perhatian serius yakni terorisme, perang cyber dan narkoba,” ujarnya.
Namun kendati demikian, Ryamizard pun tetap mengapresiasi produk-produk yang telah dihasilkan oleh sejumlah perusahaan swasta yang tergabung dalam Pinhantanas.
“Terima kasih pada Pinhantanas yang memperlihatkan kontribusi dalam memajukan industri pertahanan dalam penggembangan produk alutsista untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia dalam mendukung pertahanan negara,” ungkapnya.
0 Response to "Info!! Pembelian 11 Sukhoi Ekonomis 5 Triliun"
Post a Comment