Info!! Ri-Ceko Bidik Volume Perdagangan Dua Kali Lipat
Friday, 14 December 2018
Alutsista,
BUMNIS,
Hankam,
Inhan,
Kendaraan Militer,
Kerjasama,
Pindad
Edit
Di antaranya yaitu industri pertahanan MLRS Vampire Marinir ✬
Pemerintah Indonesia dan Ceko setuju untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, terutama melalui penguatan kerja sama di sektor industri.
“Seharusnya kerja sama perdagangan yang terjadi ketika ini dapat lebih ditingkatkan. Untuk itu, Indonesia menargetkan peningkatan volume perdagangan antar kedua negara sebanyak dua kali lipat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sesuai keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Hal ini mengemuka dari hasil pertemuan bilateral antara Airlangga dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl di Praha, Rabu pagi (2/5) waktu setempat.
Ceko merupakan kawan dagang Indonesia terbesar keempat di daerah Eropa Tengah dan Timur sesudah Rusia, Ukraina dan Polandia.
Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD 34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai 499,5 ribu dolar AS untuk tiga proyek yang mencakup industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.
Airlangga menyebutkan, potensi kerja sama industri kedua negara yang masih berpeluang untuk segera dikembangkan, di antaranya yaitu industri pertahanan, gelas, keramik, pembangkit listrik tenaga air, serta pesawat terbang (komponen dan MRO).
“Kami meyakini kerja sama Indonesia dan Ceko di sektor industri dapat saling melengkapi dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” ungkapnya.
Selain itu, Menperin menyampaikan, Pemerintah Ceko juga ingin bermitra dengan Indonesia dalam pengembangan industri berbasis mineral.
Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Perindustrian dalam upaya mendorong hilirisasi di dalam negeri semoga meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal.
“Kami telah memfasilitasi melalui pembangunan sejumlah daerah industri terpadu, khususnya di luar Jawa,” tuturnya.
Daerah yang dimaksud di antaranya, Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan Kawasan Industri Konawe Sulawesi Tenggara.
Di samping itu, lanjut Airlangga, kedua negara setuju untuk menyebabkan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya produk dan investasi.
”Indonesia ingin Ceko juga sebagai gerbang untuk pasar Uni Eropa, sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ke Asean,” jelasnya.
Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl mengatakan, Ceko mempunyai kekuatan dalam pengembangan pesawat perintis.
Untuk itu, ceko berharap dapat berkolaborasi dengan Indonesia yang mempunyai potensi untuk pengembangan di sektor industri tersebut.
Hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ceko, Martin Tlapa, bahwa Ceko sangat terbuka kalau ada kesempatan untuk kerja sama dengan Indonesia di sektor industri kedirgantaraan terutama manufaktur pesawat jet.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong tumbuhnya industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).
Hal ini karena masih banyak potensi pengembangan sektor ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandara di dalam negeri.
Apalagi, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah kemudian lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia yaitu merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara sesudah China dan India.
Pemerintah Indonesia dan Ceko setuju untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, terutama melalui penguatan kerja sama di sektor industri.
“Seharusnya kerja sama perdagangan yang terjadi ketika ini dapat lebih ditingkatkan. Untuk itu, Indonesia menargetkan peningkatan volume perdagangan antar kedua negara sebanyak dua kali lipat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sesuai keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Hal ini mengemuka dari hasil pertemuan bilateral antara Airlangga dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl di Praha, Rabu pagi (2/5) waktu setempat.
Ceko merupakan kawan dagang Indonesia terbesar keempat di daerah Eropa Tengah dan Timur sesudah Rusia, Ukraina dan Polandia.
Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD 34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai 499,5 ribu dolar AS untuk tiga proyek yang mencakup industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.
Airlangga menyebutkan, potensi kerja sama industri kedua negara yang masih berpeluang untuk segera dikembangkan, di antaranya yaitu industri pertahanan, gelas, keramik, pembangkit listrik tenaga air, serta pesawat terbang (komponen dan MRO).
“Kami meyakini kerja sama Indonesia dan Ceko di sektor industri dapat saling melengkapi dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” ungkapnya.
Selain itu, Menperin menyampaikan, Pemerintah Ceko juga ingin bermitra dengan Indonesia dalam pengembangan industri berbasis mineral.
Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Perindustrian dalam upaya mendorong hilirisasi di dalam negeri semoga meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal.
“Kami telah memfasilitasi melalui pembangunan sejumlah daerah industri terpadu, khususnya di luar Jawa,” tuturnya.
Daerah yang dimaksud di antaranya, Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan Kawasan Industri Konawe Sulawesi Tenggara.
Di samping itu, lanjut Airlangga, kedua negara setuju untuk menyebabkan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya produk dan investasi.
”Indonesia ingin Ceko juga sebagai gerbang untuk pasar Uni Eropa, sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ke Asean,” jelasnya.
Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl mengatakan, Ceko mempunyai kekuatan dalam pengembangan pesawat perintis.
Untuk itu, ceko berharap dapat berkolaborasi dengan Indonesia yang mempunyai potensi untuk pengembangan di sektor industri tersebut.
Hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ceko, Martin Tlapa, bahwa Ceko sangat terbuka kalau ada kesempatan untuk kerja sama dengan Indonesia di sektor industri kedirgantaraan terutama manufaktur pesawat jet.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong tumbuhnya industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).
Hal ini karena masih banyak potensi pengembangan sektor ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandara di dalam negeri.
Apalagi, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah kemudian lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia yaitu merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara sesudah China dan India.
♞ antara
0 Response to "Info!! Ri-Ceko Bidik Volume Perdagangan Dua Kali Lipat"
Post a Comment