Info!! Sudah Punya 10 Pilot Helikopter Apache

TNI AD Akan Tambah Lagi  sudah mempunyai sepuluh pilot untuk menerbangkan delapan helikopter Apache AH  INFO!! Sudah Punya 10 Pilot Helikopter ApacheApache Tentara Nasional Indonesia AD [Wayan Agus]

TNI Angkatan Darat (AD) sudah mempunyai sepuluh pilot untuk menerbangkan delapan helikopter Apache AH 64E yang gres dibeli dari Amerika Serikat. Rencananya jumlahnya akan ditambah menjadi 20 pilot.

"Sekarang sudah 10 orang yang sudah menuntaskan pendidikan," kata Komandan Skuadron 11/Serbu, Letkol Cpn Cahyo Permono di markasnya di Pangkalan Udara Tentara Nasional Indonesia AD Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 20 Juli 2018.

Sebelumnya, sebanyak delapan helikopter Apache resmi diserahterimakan dari Kementerian Pertahanan kepada Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto di Pangkalan Udara Tentara Nasional Indonesia Ahmad Yani Semarang, 16 Mei 2018. Pemerintah membeli Apache dari Amerika Serikat dengan harga sekitar Rp 500 miliar per unit. Helikopter ini diklaim menjadi helikopter paling canggih yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia AD.

Pengadaan helikopter Apache merupakan hasil kolaborasi dengan pemerintah AS melalui Program Manegement Office (PMO) memakai sketsa Government to Government. Pengadaan helikopter ini menjadi kepingan dari aktivitas modernisasi Alutsista Tentara Nasional Indonesia sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan aktivitas Minimum Essential Force (MEF).

Helikopter Apache AH-64E punya teknologi canggih yang bisa dioperasikan dalam banyak sekali kondisi medan dan cuaca. Helikopter Apache memakai teknologi Avionics, seperti Radar Longbow dan Multi Target Acquisition and Designation System (MTADS).

Radar Longbow yaitu sistem radar yang ada di baling-baling Apache. Sistem radar ini mempunyai radar kendali tembak dan radar indentifikasi frekuensi. persenjataan yang digunakan yaitu peluru kendali AGM-114 Hellfire, Roket Hydra 70, AIM-92 Stinger, Aim-9 Sidewinder, dan Kanon M 230.

Helikopter Apache juga mempunyai perangkat yang sanggup melihat dan mengetahui isu objek dalam kondisi gelap. Helm pilot juga sanggup mengatur arah senjata M 230 tanpa mengubah arah helikopter.

Cahyo menyampaikan para pilotnya menghadapi tantangan mengendarai Apache. Dia bilang helikopter sebelumnya mempunyai sistem analog, sedangkan sistem heli Apache full digital. "Interface antara pilot dengan helikopter tadi yang perlu dilatih," kata dia.

Cahyo menyampaikan pilot helikopter Apache dipilih dari pilot reguler yang sudah punya jam terbang tinggi. Mereka kemudian dikirim ke Amerika untuk mempelajari mengemudikan helikopter ini selama 8 - 10 bulan. Di Indonesia para pilot mesti berlatih lagi paling kurang 1-1,5 jam setiap hari. "Sepuluh pilot tadi kami adakan penambahan jam terbang biar lebih dekat dengan helikopter ini," kata dia.

 Penerbang Tentara Nasional Indonesia AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache 
 sudah mempunyai sepuluh pilot untuk menerbangkan delapan helikopter Apache AH  INFO!! Sudah Punya 10 Pilot Helikopter ApachePenerbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang telah menjalani training di US Army Flank School selama delapan hingga 10 bulan sudah mempunyai kualifikasi atau kemampuan untuk menerbangkan Helikopter Apache AH 64E.

"Kalau kita lihat kemampuan pilot, kemampuannya sudah standar sesuai dengan kemampuan yang distandarkan dari Amerika," kata Komandan Skuadron-11/Serbu Puspenerbad Letkol Cpn Cahyo Permono, di Hangar Helikopter Apache Skuadron-11/Serbu Puspenerbad, Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Menurut dia, ada 20 pilot reguler yang ikut training di US Army Flank School selama delapan hingga 10 bulan. Hanya saja, ketika ini gres 10 pilot yang kembali ke Tanah Air dan mengoperasikan delapan Apache setiap harinya.

"Karena merupakan jenis helikopter gres maka Apache harus sering diuji coba biar pilot bisa mengawaki dengan baik dan paham seluk-beluknya," katanya.

Sehingga, lanjut Cahyo, para penerbang semakin paham aksara Apache sekaligus menambah pengalaman dalam menerbangkan helikopter di segala medan.

"Yang kita kerjakan setiap hari yaitu menambah jam terbang, ini pesawat gres buat kita dan perlu familiar, tergantung kebutuhan bisa dua hingga tiga jam. Dalam sehari, setidaknya terbang satu hingga satu setengah jam," kata alumnus Akmil 1998 itu.

Kemampuan pilot sendiri sudah menyesuaikan diri dengan sistem digital yang ada di Apache, termasuk penggunaan taktik, sebab semua tergantung user-nya.

Di Pusdik Penerbad sendiri silabus untuk menerbangkan Apache sudah diadopsi untuk menjadi materi training khusus bagi penerbang Tentara Nasional Indonesia AD.

"Kita juga sudah punya silabus, di mana pendidikan pilot itu tidak berbeda jauh, tinggal menyesuaikan dengan kiprah dan bahaya yang dihadapi," ujarnya.

Saat ini, delapan unit helikopter AH-64E Apache sudah resmi menjadi kepingan keluarga besar Pusat Penerbad. Alat utama sistem senjata (alutsista) buatan negeri Paman Sam ini menjadi helikopter termodern yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia AD.

Nilai kontrak delapan unit Apache seri terbaru lengkap dengan persenjataan ini mencapai 295 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4,27 triliun dengan kurs ketika ini, sebelumnya, Skadron 11/Serbu hanya diperkuat heli Bell 412 EP.

Cahyo menjelaskan, Apache yang tiba pada awal tahun ini, merupakan proyek alat utama sistem senjata (alutsista) yang diteken pada 2013. Apache bertugas menggantikan helikopter Bolcow yang dikandangkan sebab sudah uzur.

Menurut Cahyo, Apache merupakan helikopter tercanggih yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia AD. Berbeda dengan semua jenis helikopter milik Pusat Penerbad yang digerakkan secara manual, khusus Apache semua operasinya dikerjakan oleh komputer.

"Ini menjadi helikopter digital pertama yang kita miliki, artinya bukan hanya displai saja melainkan juga semua proses untuk memakai senjata dan pengenaan target, semua diatur komputer," katanya.

Ia menambahkan, dengan adanya kemudahan adonan optik dan elektronik yang menjadi satu kemampuan, maka Apache sangat siap digunakan untuk kiprah operasi sepanjang hari, sehingga jika ada misi rahasia, maka Helikopter Apache mempunyai keunggulan bisa bertempur pada malam hari.

Hal itu juga ditunjang dengan senjata automatic gun dan roket yang menunjang untuk menghancurkan musuh.

"Kita membeli (senjata), artinya yang kita beli 'basic US army', persis sama. Apache yang kita miliki tipe echo terakhir yang itu juga diproduksi oleh Boeing. Kaprikornus sistem persenjataannya tidak berbeda jauh dengan standarnya Amerika," kata Cahyo.

 Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache Tentara Nasional Indonesia AD di Semarang 
 sudah mempunyai sepuluh pilot untuk menerbangkan delapan helikopter Apache AH  INFO!! Sudah Punya 10 Pilot Helikopter ApacheTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau Tentara Nasional Indonesia AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara Tentara Nasional Indonesia AD Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah. Tempo berkesempatan menengok hanggar kawasan delapan helikopter asal pabrikan Amerika Serikat itu pada Jumat, 20 Juli 2018.

Pangkalan Skuadron 11 berada bersebelahan dengan Bandara Ahmad Yani yang baru. Lokasinya persis ada di seberang landasan pacu bandara di bibir Laut Jawa itu. Komandan Skuadron 11 Letkol Cahyo Permono menyampaikan markasnya menempati lahan seluas 10 hektar. Lahan itu terbagi menjadi 3 hanggar dan apron kawasan helikopter diparkir dan meluncur.

Cahyo menuturkan Skuadron 11 mempunyai 32 helikopter dari jenis NBO 105, Nbell 412, Bell 412 dan Bell 205. Yang terbaru satuan yang berada di bawah Pusat Penerbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat ini kedatangan delapan helikopter Apache.

Helikopter Apache tiba di Indonesia pada 16 Mei 2018. Pemerintah membeli Apache dari Amerika Serikat dengan harga sekitar Rp 500 miliar per unit. Helikopter ini diklaim menjadi helikopter paling canggih yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia AD.

Pengadaan helikopter Apache merupakan hasil kolaborasi dengan pemerintah AS melalui Program Manegement Office (PMO) memakai sketsa Government to Government. Pengadaan helikopter ini menjadi kepingan dari aktivitas modernisasi alat utama sistem persenjataan atau Alutsista Tentara Nasional Indonesia sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan aktivitas Minimum Essential Force (MEF).

Cahyo berujar khusus untuk helikopter ini Tentara Nasional Indonesia AD membangun hanggar khusus yang sesuai kebutuhan perawatan helikopter super mahal itu. Hanggar dibangun bersebelahan dengan dua hanggar lama. Hanggar Apache luasnya sekitar dua lapangan sepak bola.

Hanggar, kata dia, dibangun terintegrasi dengan bengkel dan gudang suku cadang. Hanggar juga dilengkapi peralatan untuk mengangkat beban berat. "Dengan kemudahan ini sudah cukup untuk kami memelihara hingga dengan tingkat berat," kata dia.

Cahyo menuturkan di hanggar itu Helikopter Apache dipelihara tiap hari. Pemeliharaan mencakup pengecekan sebelum terbang dan pencucian mesin selesai latihan terbang. Karena pangkalan Ahmad Yani dekat laut, perawatan juga mencakup pencegahan korosi. "Itu perlu kami lakukan setiap hari supaya heli bisa digunakan untuk jangka panjang," kata dia.


  ★ Tempo  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Info!! Sudah Punya 10 Pilot Helikopter Apache"

Post a Comment