Info!! Indonesia-Spanyol Kolaborasi Dalam Penanggulangan Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius dan pimpinan CITCO, Jos (istimewa) ●
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, melaksanakan pertemuan dengan El Centro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO) / Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Anti-Teror Spanyol.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Madrid, Spanyol, pada Jumat (28/4) waktu setempat atau malam WIB.
Kepala BNPT disambut pribadi oleh pimpinan CITCO, José Luis Olivera Serrano bersama jajarannya. Kunjungan tersebut merupakan permintaan dari pihak CITCO sebagai upaya untuk memperkuat kolaborasi di bidang penanggulangan terorisme.
“Pihak tubuh antiteror Spanyol ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa kita juga ingin mengetahui mengenai perkembangan terorisme di Spanyol. Karena perlu diketahui, Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa,” ujar Suhardi Alius, Sabtu (29/4) WIB usai melaksanakan pertemuan tersebut.
Kepala BNPT mengungkapkan, pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada 2015 lalu.
“Dalam MoU tersebut Indonesia diwakili oleh BNPT, sedangkan dari pihak Spanyol diwakili oleh CITCO itu sendiri,” ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polisi Republik Indonesia ini.
Dalam pertemuan tersebut, ujar Suhardi, kedua pihak juga bertukar informasi perihal perkembangan bahaya terorisme pada kedua negara termasuk radikalisme melalui media umum serta foreign terrorist fighter (FTF).
“Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai bahaya terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun setuju untuk meningkatkan kolaborasi penanggulangan terorisme ke depannya,” ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polisi Republik Indonesia ini.
Dalam paparannya di hadapan petinggi CITCO, mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan, terorisme telah menjadi bahaya global yang serius. Apalagi dalam kurun waktu sepuluh tahun yang kemudian dan tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid pada 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris termasuk Jakarta.
“Kami beruntung sejauh ini kami berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Kami memakai dua langkah dalam penanggulangan terorisme adalah soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan). Kami sampaikan pula bahwa pada beberapa pekan kemudian kami tidak punya pilihan selain menembak tiga teroris di Jawa Timur alasannya pegawanegeri kami mendapat perlawanan,” ujarnya.
Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk berupaya membangun negara Islam dengan mengubah konstitusi negara Indonesia. “Mereka telah menyampaikan bahwa negara barat dan pemerintah sebagai musuh. Mereka menyatakan jihad sebagai taktik mereka untuk melawan,” ujarnya.
Di pertemuan tersebut, mantan Kepala Divisi Humas Polisi Republik Indonesia ini menjelaskan, BNPT bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan, taktik dan kegiatan nasional atau pemerintah sentra di bidang penanggulangan terorisme, serta mengkoordinasikan institusi pemerintah dalam hal implementasi kebijakan nasional.
BNPT sendiri dikala ini telah berkoordinasi dengan 31 kementerian/lembaga pemerintah ditambah pemerintah provinsi dalam menerapkan kebijakan nasional untuk penanggulanggan terorisme ini.
“Termasuk dalam menjalankan kegiatan deradikalisasi untuk sanggup menyentuh akar permasalahan terorisme yang ada di hulu tentunya kami tidak sanggup bekerja sendirian. Perlu adanya pinjaman dari kementerian dan forum terkait juga. Dan pihak Spanyol pun mengapresiasi kegiatan deradikalisasi yang telah dijalankan di Indonesia,” ujarnya.
José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga memberikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut. Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Anti Teror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari sejumlah 21 satuan kerja.
Dalam kunjungannya ke Spanyol, Kepala BNPT didamping Mayjen Tentara Nasional Indonesia Gautama Wiranegara (Sekretaris Utama/Sestama BNPT), Amrizal, MM, (Inspektur BNPT), Brigjen Pol Hamidin (Deputi III bidang Kerjasama Internasional), Brigjen Pol Budiono Sandi (Direktur Kerjasama Bilateral), Brigjen Pol Torik Triyono (Direktur Penindakan) dan Wandi Adriano Syamsu (Kasubdit Kerja Sama Amerika-Eropa). Turut mendampingi pula dalam pertemuan tersebut para pejabat KBRI di Madrid, Spanyol.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, melaksanakan pertemuan dengan El Centro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO) / Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Anti-Teror Spanyol.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Madrid, Spanyol, pada Jumat (28/4) waktu setempat atau malam WIB.
Kepala BNPT disambut pribadi oleh pimpinan CITCO, José Luis Olivera Serrano bersama jajarannya. Kunjungan tersebut merupakan permintaan dari pihak CITCO sebagai upaya untuk memperkuat kolaborasi di bidang penanggulangan terorisme.
“Pihak tubuh antiteror Spanyol ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa kita juga ingin mengetahui mengenai perkembangan terorisme di Spanyol. Karena perlu diketahui, Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa,” ujar Suhardi Alius, Sabtu (29/4) WIB usai melaksanakan pertemuan tersebut.
Kepala BNPT mengungkapkan, pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada 2015 lalu.
“Dalam MoU tersebut Indonesia diwakili oleh BNPT, sedangkan dari pihak Spanyol diwakili oleh CITCO itu sendiri,” ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polisi Republik Indonesia ini.
Dalam pertemuan tersebut, ujar Suhardi, kedua pihak juga bertukar informasi perihal perkembangan bahaya terorisme pada kedua negara termasuk radikalisme melalui media umum serta foreign terrorist fighter (FTF).
“Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai bahaya terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun setuju untuk meningkatkan kolaborasi penanggulangan terorisme ke depannya,” ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polisi Republik Indonesia ini.
Dalam paparannya di hadapan petinggi CITCO, mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan, terorisme telah menjadi bahaya global yang serius. Apalagi dalam kurun waktu sepuluh tahun yang kemudian dan tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid pada 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris termasuk Jakarta.
“Kami beruntung sejauh ini kami berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Kami memakai dua langkah dalam penanggulangan terorisme adalah soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan). Kami sampaikan pula bahwa pada beberapa pekan kemudian kami tidak punya pilihan selain menembak tiga teroris di Jawa Timur alasannya pegawanegeri kami mendapat perlawanan,” ujarnya.
Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk berupaya membangun negara Islam dengan mengubah konstitusi negara Indonesia. “Mereka telah menyampaikan bahwa negara barat dan pemerintah sebagai musuh. Mereka menyatakan jihad sebagai taktik mereka untuk melawan,” ujarnya.
Di pertemuan tersebut, mantan Kepala Divisi Humas Polisi Republik Indonesia ini menjelaskan, BNPT bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan, taktik dan kegiatan nasional atau pemerintah sentra di bidang penanggulangan terorisme, serta mengkoordinasikan institusi pemerintah dalam hal implementasi kebijakan nasional.
BNPT sendiri dikala ini telah berkoordinasi dengan 31 kementerian/lembaga pemerintah ditambah pemerintah provinsi dalam menerapkan kebijakan nasional untuk penanggulanggan terorisme ini.
“Termasuk dalam menjalankan kegiatan deradikalisasi untuk sanggup menyentuh akar permasalahan terorisme yang ada di hulu tentunya kami tidak sanggup bekerja sendirian. Perlu adanya pinjaman dari kementerian dan forum terkait juga. Dan pihak Spanyol pun mengapresiasi kegiatan deradikalisasi yang telah dijalankan di Indonesia,” ujarnya.
José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga memberikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut. Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Anti Teror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari sejumlah 21 satuan kerja.
Dalam kunjungannya ke Spanyol, Kepala BNPT didamping Mayjen Tentara Nasional Indonesia Gautama Wiranegara (Sekretaris Utama/Sestama BNPT), Amrizal, MM, (Inspektur BNPT), Brigjen Pol Hamidin (Deputi III bidang Kerjasama Internasional), Brigjen Pol Budiono Sandi (Direktur Kerjasama Bilateral), Brigjen Pol Torik Triyono (Direktur Penindakan) dan Wandi Adriano Syamsu (Kasubdit Kerja Sama Amerika-Eropa). Turut mendampingi pula dalam pertemuan tersebut para pejabat KBRI di Madrid, Spanyol.
0 Response to "Info!! Indonesia-Spanyol Kolaborasi Dalam Penanggulangan Terorisme"
Post a Comment