Info!! Menlu Retno Bahas Palestina Sampai Afghanistan
Bertemu Menhan ASRetno menuturkan, ada beberapa gosip yang dibahas dengan Mattis, diantaranya ialah mengenai tugas Indonesia di daerah dan mengenai isu-isu internasional, menyerupai Palestina. [Foto/Victor Maulana/Sindonews]
Bertempat di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat pada Senin (22/1), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James "Mad Dog" Mattis. Pertemuan itu berlangsung selama kurang lebih 40 menit.
Ditemui pasca pertemuan tersebut, Retno menuturkan, ada beberapa gosip yang dibahas dengan Mattis, diantaranya ialah mengenai tugas Indonesia di daerah dan mengenai isu-isu internasional, menyerupai Palestina.
"Beberapa gosip yang disampaikan ialah pertama, Amerika sangat mengapresiasi peranan yang selama ini dimainkan oleh Indonesia, tugas Indonesia di daerah dan Amerika ingin meningkatkan hubungannya dengan Indonesia," ucap Retno.
Retno menuturkan, dalam pertemuan itu beliau memberikan bahwa dalam pekan-pekan terakhir ini ia melaksanakan banyak komunikasi dengan beberapa pejabat Amerika. "Misalnya komunikasi telepon saya dengan Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, kemudian juga penasihat Presiden Donald Trump dan besok akan ada pejabat Kemeterian Luar Negeri AS ke Indonesia," terperinci Retno.
"Intinya kedatangan (Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri AS,) Susan Thornton ialah untuk mengimplementasikan kemitraan strartegis antara Indonesia dengan AS. Jadi, kebisaan untuk berdialog, komunikasi terus kita lakukan, kita melaksanakan compare note mengenai posisi-posisi terhadap gosip yang strategis, yang tidak selalu posisi kita. Tetapi, paling tidak beliau paham posisi kita. Kita mencoba mencari tahu posisi beliau menyerupai apa dan kita mencoba untuk mendekatkan posisi masing-masing, kalau masih dimungkinkan," ucapnya.
"Dalam konteks mengembangkan kebiasaan berdialog, mengangkat isu-isu yang sensitif, mengangkat isu-isu yang menjadi kepentingan Indonesia inilah, tadi saya memberikan kembali mengenai gosip Palestina. Saya sampaikan bahwa gosip Palestina ialah berada di hati Indonesia. Jadi, gosip ini sangat mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia," sambungnya.
Retno melanjutkan, dalam pertemuan itu ia memberikan bahwa Indonesia sangat menyesalkan keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan keputusan AS untuk memotong tunjangan terhadap Badan Bantuan dan Pekerja PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
"Kita sangat menyesalkan adanya pengumuman tersebut, dan saya sampaikan posisi Indonesia mengenai solusi dua negara, di mana Yerusalem timur menjadi Ibu Kota dari Palestina dan kita juga meminta rencana Amerika untuk mengurangi tunjangan untuk UNRWA, itu juga sanggup dipertimbangkan kembali. Untuk tunjangan UNRWA, disampaikan bahwa fokus untuk pendidikan dan kesehatan dan juga untuk keperluan perempuan dan belum dewasa itu tetap akan dipertahankan. Makara tidak akan terkena pengaruh rencana pemotongan tersebut," ungkap Retno.
Retno menambahkan, beliau juga membahas mengenai gosip Afghanistan, khususnya mengenai rencana Indonesia melaksanakan kerjasama dengan Afghanistan.
"Kemudian juga berbicara mengenai gosip Afghanistan. Saya sampaikan bahwa Presiden akan melaksanakan kunjungan ke lima negara, kita bersama dengan Afghanistan dan mencoba berafiliasi dalam konteks peace building. Makara ini hanya merupakan menyebarkan informasi apa yang kita lakukan untuk kawasan," tukasnya.
RI Ingin Kawasan Indo-Pasifik Dibangun Berdasarkan Asas Keterbukaan
Isu mengenai Indo-Pasifik menjadi salah satu hal yang menjadi pembahasan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James "Mad Dog" Mattis.
Retno, yang ditemui pasca pertemuan tersebut mengatakan, dalam pertemuan itu beliau memberikan pandangan Indonesia mengenai daerah Indo-Pasifik. Ia menyatakan, daerah tersebut harus dibangun menurut asas keterbukaan.
"Mengenai dilema Indo-Pasifik, sekali lagi saya sampaikan kita sudah mendengar dari Amerika arsitektur regional, mengenai Indo-Pasifik. Kemudian kita juga mendengar konsep tersebut dari Australia, dari Jepang, kemudian dari India, dan kita memberikan pandangan kita mengenai menyerupai apa arsitetktur regional Indo-Pasifik yang kita inginkan," ucap Retno pada Jumat (22/1).
"Saya sebutkan kembali, arsitektur regional Indo-Pasifik hendaknya dibuat menurut asas keterbukaan, tranparansi, insklusif, dan menurut pada semangat kerjasama, dan kebiasaan berdialog. Sehinga, jikalau dasar-dasar ini kita pakai, maka kita yakin bahwa daerah Indo-Pasifik akan menjadi daerah yang damai, stabil, dan sejahtera," sambungnya.
Di kesempatan tersebut, Retno menuturkan bahwa Indonesia sebagai negara yang terbuka untuk berdialog selalu siap untuk melaksanakan pembicaraan dengan siapapun dan mengenai dilema apapun.
"Sebagai negara yang selalu terbuka untuk berbicara, untuk berdiskusi dengan pihak lain maka kita sampaikan bahwa Indonesia selalu siap untuk berbicara dengan negara manapun, termasuk dengan Amerika di dalam mengembangkan konsep Indo-Pasifik. Dan, saya juga tadi sampaikan bahwa akan baik jikalau pendekatannya juga dilakukan melalui building blocks. Makara kerjasama-kerjasama yang ada, kemudian kita pertegas, perkuat, kemudian dihubungkan satu sama lain," tukasnya. (esn)
Bertempat di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat pada Senin (22/1), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James "Mad Dog" Mattis. Pertemuan itu berlangsung selama kurang lebih 40 menit.
Ditemui pasca pertemuan tersebut, Retno menuturkan, ada beberapa gosip yang dibahas dengan Mattis, diantaranya ialah mengenai tugas Indonesia di daerah dan mengenai isu-isu internasional, menyerupai Palestina.
"Beberapa gosip yang disampaikan ialah pertama, Amerika sangat mengapresiasi peranan yang selama ini dimainkan oleh Indonesia, tugas Indonesia di daerah dan Amerika ingin meningkatkan hubungannya dengan Indonesia," ucap Retno.
Retno menuturkan, dalam pertemuan itu beliau memberikan bahwa dalam pekan-pekan terakhir ini ia melaksanakan banyak komunikasi dengan beberapa pejabat Amerika. "Misalnya komunikasi telepon saya dengan Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, kemudian juga penasihat Presiden Donald Trump dan besok akan ada pejabat Kemeterian Luar Negeri AS ke Indonesia," terperinci Retno.
"Intinya kedatangan (Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri AS,) Susan Thornton ialah untuk mengimplementasikan kemitraan strartegis antara Indonesia dengan AS. Jadi, kebisaan untuk berdialog, komunikasi terus kita lakukan, kita melaksanakan compare note mengenai posisi-posisi terhadap gosip yang strategis, yang tidak selalu posisi kita. Tetapi, paling tidak beliau paham posisi kita. Kita mencoba mencari tahu posisi beliau menyerupai apa dan kita mencoba untuk mendekatkan posisi masing-masing, kalau masih dimungkinkan," ucapnya.
"Dalam konteks mengembangkan kebiasaan berdialog, mengangkat isu-isu yang sensitif, mengangkat isu-isu yang menjadi kepentingan Indonesia inilah, tadi saya memberikan kembali mengenai gosip Palestina. Saya sampaikan bahwa gosip Palestina ialah berada di hati Indonesia. Jadi, gosip ini sangat mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia," sambungnya.
Retno melanjutkan, dalam pertemuan itu ia memberikan bahwa Indonesia sangat menyesalkan keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan keputusan AS untuk memotong tunjangan terhadap Badan Bantuan dan Pekerja PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
"Kita sangat menyesalkan adanya pengumuman tersebut, dan saya sampaikan posisi Indonesia mengenai solusi dua negara, di mana Yerusalem timur menjadi Ibu Kota dari Palestina dan kita juga meminta rencana Amerika untuk mengurangi tunjangan untuk UNRWA, itu juga sanggup dipertimbangkan kembali. Untuk tunjangan UNRWA, disampaikan bahwa fokus untuk pendidikan dan kesehatan dan juga untuk keperluan perempuan dan belum dewasa itu tetap akan dipertahankan. Makara tidak akan terkena pengaruh rencana pemotongan tersebut," ungkap Retno.
Retno menambahkan, beliau juga membahas mengenai gosip Afghanistan, khususnya mengenai rencana Indonesia melaksanakan kerjasama dengan Afghanistan.
"Kemudian juga berbicara mengenai gosip Afghanistan. Saya sampaikan bahwa Presiden akan melaksanakan kunjungan ke lima negara, kita bersama dengan Afghanistan dan mencoba berafiliasi dalam konteks peace building. Makara ini hanya merupakan menyebarkan informasi apa yang kita lakukan untuk kawasan," tukasnya.
RI Ingin Kawasan Indo-Pasifik Dibangun Berdasarkan Asas Keterbukaan
Isu mengenai Indo-Pasifik menjadi salah satu hal yang menjadi pembahasan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James "Mad Dog" Mattis.
Retno, yang ditemui pasca pertemuan tersebut mengatakan, dalam pertemuan itu beliau memberikan pandangan Indonesia mengenai daerah Indo-Pasifik. Ia menyatakan, daerah tersebut harus dibangun menurut asas keterbukaan.
"Mengenai dilema Indo-Pasifik, sekali lagi saya sampaikan kita sudah mendengar dari Amerika arsitektur regional, mengenai Indo-Pasifik. Kemudian kita juga mendengar konsep tersebut dari Australia, dari Jepang, kemudian dari India, dan kita memberikan pandangan kita mengenai menyerupai apa arsitetktur regional Indo-Pasifik yang kita inginkan," ucap Retno pada Jumat (22/1).
"Saya sebutkan kembali, arsitektur regional Indo-Pasifik hendaknya dibuat menurut asas keterbukaan, tranparansi, insklusif, dan menurut pada semangat kerjasama, dan kebiasaan berdialog. Sehinga, jikalau dasar-dasar ini kita pakai, maka kita yakin bahwa daerah Indo-Pasifik akan menjadi daerah yang damai, stabil, dan sejahtera," sambungnya.
Di kesempatan tersebut, Retno menuturkan bahwa Indonesia sebagai negara yang terbuka untuk berdialog selalu siap untuk melaksanakan pembicaraan dengan siapapun dan mengenai dilema apapun.
"Sebagai negara yang selalu terbuka untuk berbicara, untuk berdiskusi dengan pihak lain maka kita sampaikan bahwa Indonesia selalu siap untuk berbicara dengan negara manapun, termasuk dengan Amerika di dalam mengembangkan konsep Indo-Pasifik. Dan, saya juga tadi sampaikan bahwa akan baik jikalau pendekatannya juga dilakukan melalui building blocks. Makara kerjasama-kerjasama yang ada, kemudian kita pertegas, perkuat, kemudian dihubungkan satu sama lain," tukasnya. (esn)
0 Response to "Info!! Menlu Retno Bahas Palestina Sampai Afghanistan"
Post a Comment