Info!! Militer Libanon Siaga

Cegah Invasi Israel Pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia berpatroli di bersahabat perbatasan Libanon-Israel di selatan Adaisseh, Libanon, Selasa (22/11/2017). [FOTO/REUTERS]

Panglima Militer Libanon Jenderal Joseph Aoun meminta tentaranya semoga siaga penuh di perbatasan selatan untuk menghadapi ancaman serangan tentara Israel.

Aoun menyerukan pasukannya semoga tetap waspada untuk implementasi resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1701 dalam menjaga stabilitas di perbatasan dengan Israel. Resolusi tersebut bertujuan mengakhiri perang mematikan antara Israel dan Libanon pada 2006.

Sejak itu, kedua belah pihak menghindari konflik besar. PBB tetap mempertahankan pasukan penjaga perdamaian di perbatasan Israel-Libanon. Di bawah resolusi tersebut, tentara Libanon bertanggung jawab untuk keamanan.

Ketegangan meningkat antara Hizbullah dan Israel seiring dengan keterlibatan pejuang Hizbullah dalam perang di Suriah dan Irak. "Saya menyerukan kalian semua (tentara) untuk siaga penuh di perbatasan utara demi menghadapi ancaman musuh Israel dan segala bentuk pelanggarannya," ujar Aoun.

Dia menegaskan, memang ada indikasi bahwa niat aksi Israel terhadap Libanon, rakyatnya, dan tentaranya. "Situasi politik yang kisruh mengakibatkan Libanon harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan," ujar Aoun dilansir Reuters.

Komentar ihwal kesiagaan perang menjadi hal langka. Pasalnya, krisis politik tengah melanda Libanon alasannya yakni Perdana Menteri (PM) Saad al-Hariri mengundurkan diri pada awal bulan ini ketika berkunjung di Arab Saudi. Dia mengkhawatirkan keselamatan nyawanya alasannya yakni diancam akan dibunuh. Namun, kubu Hizbullah menuding jikalau Hariri ditekan Arab Saudi untuk mundur. Dia mengingatkan kehidupan ratusan ribu warga Libanon di Teluk akan berisiko, ibarat halnya perdagangan dan stabilitas ekonomi negara itu. Dia mengungkapkan pengunduran dirinya menjadi "kejutan positif" bagi negaranya yang dalam posisi bahaya.

Sementara itu, Presiden Libanon Michel Aoun mengungkapkan, Libanon akan menghadapi aksi Israel. "Israel terus menarget Libanon, dengan begitu rakyat Libanon mempunyai hak membela diri dan menggagalkan rencana Israel dengan segala cara," ujar Michel Aoun dilansir Arab News.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil yang memperingatkan Tel Aviv yang mengobarkan peperangan. "Libanon siap melawan. Tapi, lebih penting untuk mencegah Israel melaksanakan invasi," katanya kepada RT.

Dia mengungkapkan, Libanon harus mencegah Israel memulai serangan alasannya yakni Beirut niscaya akan memenangkan peperangan. Dari Tel Aviv, seorang pejabat senior Israel mengabaikan peringatan ihwal kemungkinan aksi militer terhadap Libanon. "Itu tidak masuk akal," ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Sejak Minggu (19/11) lalu, militer Israel memang menggelar serangan di bersahabat perbatasan dengan Suriah. Sebelumnya Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan, jikalau Tel Aviv akan bekerja sama dengan dunia Arab yang moderat, termasuk Arab Saudi untuk mengekang Iran.

"Kita tidak aib bekerja sama dengan negara Arab," ujarnya. Padahal Israel pernah beberapa kali terlibat perang melawan negara-negara Arab. Bahkan, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Gadi Eisenkot juga mengungkapkan, Tel Aviv siap berkontribusi dalam aliansi internasional gres di Timur Tengah. "Kita ingin menghentikan ancaman Iran," tuturnya.

Dia mengungkapkan Israel belum mempunyai rencana menyerang Hizbullah. Kemudian Presiden Michel Aoun juga menegaskan, jikalau Libanon tidak bertanggung jawab terhadap konflik regional dan Arab alasannya yakni negara itu tidak pernah menyerang negara lain. Dia juga menolak jikalau Pemerintah Libanon ikut mendukung aksi teroris. "Libanon menolak Hizbullah sebagai organisasi teroris. Hizbullah juga bab dari pemerintah," katanya.

Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit berkunjung ke Beirut pada Senin (20/11) lalu, sesudah pertemuan para menteri luar negeri di Kairo. Dia ingin memberikan kutukan Liga Arab terhadap serangan misil balistik buatan Iran dari tempat Yaman ke Riyadh. Mengenai kekhawatiran ancaman serangan Arab Saudi ke Libanon untuk menghancurkan basis Hizbullah, Aboul Gheit menegaskan, jikalau negara-negara Arab menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Libanon.

"Negara-negara Arab mempunyai tugas untuk melindungi struktur politik unik (di Libanon) dan menolak untuk menghancurkannya," katanya. (amm)

  sindonews  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Info!! Militer Libanon Siaga"

Post a Comment