Info!! N219 Nurtanio Perlu Pinjaman Anggaran
✈ N219 terparkir di di Bandara Halim Perdana Kusuma dikala program Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11).
Wakil Ketua Komisi VII dewan perwakilan rakyat Herman Khaero mengingatkan, bahwa proyek pesawat perintis N219 Nurtanio memerlukan proteksi anggaran guna menjalani uji terbang tahun 2018 semoga mendapat akta laik terbang untuk siap dipasarkan.
“Kami setuju kekurangan anggaran ini akan dibahas di APBN Perubahan, dan kalau masih bisa dengan anggaran-anggaran lain maka kami berterima kasih kepada pihak eksekutif, sehingga penyelesaian Project N219 tidak lagi terkendala oleh ketersediaan anggaran,” catatnya dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa pesawat N219 merupakan karya anak bangsa yang harus mendapat semua pihak dan jangan hanya terhenti sebatas proyek riset.
Untuk itu, berdasarkan dia, proyek tersebut harus hingga kepada produksi komersialnya dan yang akan bertanggung jawab akan komersialisasi pesawat anak negeri tersebut ialah PT Dirgantara Indonesia (DI).
Ia menyatakan, Indonesia wajib mempunyai industri kedirgantaraan alasannya ialah sebagai negara kepulauan yang banyak jumlahnya, angkutan udara sanggup menghubungkan antarpulau dengan cara yang lebih cepat, efisien dan efektif. “Kalau tidak mempunyai pabriknya maka kita hanya akan menjadi pasar bagi negara lain,” ucapnya.
Herman juga meyakini kemampuan PT Dirgantara Indonesia dikala ini sanggup berinovasi dan melahirkan karya-karya yang lebih baik dan lebih hebat.
Untuk itu, ia mengemukakan, tidak hanya Komisi VII, tetapi dewan perwakilan rakyat gotong royong pemerintah harus memulai janji ke depan semoga industri strategis ini sanggup terus didorong dan didukung oleh kapablitas fiskal yang memadai semoga bisa melaksanakan akselerasi di bidang kedirgantaraan.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendorong penjualan pesawat buatan dalam negeri N219 dengan meminta instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.
“Kita dukung industri dalam negeri, ini penting sekali untuk masa depan Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, Pemerintah mendukung penuh ini, apakah itu Tentara Nasional Indonesia AD, AL, AU, Polisi, pesan ke sini (PT DI),” kata Zulkifli dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Senin (11/12).
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pesawat N219 bisa dipakai untuk penerbangan komersial jarak bersahabat ibarat Bandung-Jakarta atau Bandung-Semarang. Biaya yang dikeluarkan apabila memakai Pesawat N219 (jenis turboprop) akan lebih murah dibandingkan memakai pesawat jet.
N219 merupakan pesawat buatan PT DI bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Pesawat tersebut diberi nama sesuai dengan jagoan Indonesia, yakni Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.
Pesawat Nurtanio dirancang untuk terbang ke tempat terpencil dengan landasan udara pendek sekitar 500 meter. Berkapasitas angkut 19 penumpang dengan total muatan 2,3 ton, pesawat itu digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP.
Wakil Ketua Komisi VII dewan perwakilan rakyat Herman Khaero mengingatkan, bahwa proyek pesawat perintis N219 Nurtanio memerlukan proteksi anggaran guna menjalani uji terbang tahun 2018 semoga mendapat akta laik terbang untuk siap dipasarkan.
“Kami setuju kekurangan anggaran ini akan dibahas di APBN Perubahan, dan kalau masih bisa dengan anggaran-anggaran lain maka kami berterima kasih kepada pihak eksekutif, sehingga penyelesaian Project N219 tidak lagi terkendala oleh ketersediaan anggaran,” catatnya dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa pesawat N219 merupakan karya anak bangsa yang harus mendapat semua pihak dan jangan hanya terhenti sebatas proyek riset.
Untuk itu, berdasarkan dia, proyek tersebut harus hingga kepada produksi komersialnya dan yang akan bertanggung jawab akan komersialisasi pesawat anak negeri tersebut ialah PT Dirgantara Indonesia (DI).
Ia menyatakan, Indonesia wajib mempunyai industri kedirgantaraan alasannya ialah sebagai negara kepulauan yang banyak jumlahnya, angkutan udara sanggup menghubungkan antarpulau dengan cara yang lebih cepat, efisien dan efektif. “Kalau tidak mempunyai pabriknya maka kita hanya akan menjadi pasar bagi negara lain,” ucapnya.
Herman juga meyakini kemampuan PT Dirgantara Indonesia dikala ini sanggup berinovasi dan melahirkan karya-karya yang lebih baik dan lebih hebat.
Untuk itu, ia mengemukakan, tidak hanya Komisi VII, tetapi dewan perwakilan rakyat gotong royong pemerintah harus memulai janji ke depan semoga industri strategis ini sanggup terus didorong dan didukung oleh kapablitas fiskal yang memadai semoga bisa melaksanakan akselerasi di bidang kedirgantaraan.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendorong penjualan pesawat buatan dalam negeri N219 dengan meminta instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.
“Kita dukung industri dalam negeri, ini penting sekali untuk masa depan Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, Pemerintah mendukung penuh ini, apakah itu Tentara Nasional Indonesia AD, AL, AU, Polisi, pesan ke sini (PT DI),” kata Zulkifli dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Senin (11/12).
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pesawat N219 bisa dipakai untuk penerbangan komersial jarak bersahabat ibarat Bandung-Jakarta atau Bandung-Semarang. Biaya yang dikeluarkan apabila memakai Pesawat N219 (jenis turboprop) akan lebih murah dibandingkan memakai pesawat jet.
N219 merupakan pesawat buatan PT DI bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Pesawat tersebut diberi nama sesuai dengan jagoan Indonesia, yakni Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.
Pesawat Nurtanio dirancang untuk terbang ke tempat terpencil dengan landasan udara pendek sekitar 500 meter. Berkapasitas angkut 19 penumpang dengan total muatan 2,3 ton, pesawat itu digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP.
0 Response to "Info!! N219 Nurtanio Perlu Pinjaman Anggaran"
Post a Comment