Info!! Indonesia Pastikan Beli Sukhoi
Untuk perkuat pertahanan udaraPanglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo (keempat kiri), Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kanan), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kanan), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (ketiga kiri), Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Tentara Nasional Indonesia Mulyono (kedua kiri) dan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tentara Nasional Indonesia Hadi Tjahjanto (kiri) mengikuti rapat terbatas perihal kebijakan pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/7/2017). Presiden menegaskan semoga proses pengadaan alutsista dimulai dari interaksi antarpemerintah (government to government/G to G), serta menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, termasuk menghindari penggelembungan anggaran (mark up). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) ★
Pemerintah Indonesia memastikan akan memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli alutsista jet tempur Sukhoi Su-35.
"Tadi (membahas) pembelian Sukhoi, finalisasi sudah. Sudah itu akan membeli drone, selain itu dilema regulasi siber," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ditemui usai menghadiri rapat terbatas perihal Alutsista di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.
Menurut Ryamizard, Indonesia berencana membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker. "Sudah negoisasi pembelian, sudah dua tahun," tambah Ryamizard.
Selain itu, terkait planning pembelian "drone" atau pesawat nirawak, Menteri menjelaskan pemerintah sedang mencari "drone" yang berkualitas dan biaya terjangkau serta kemampuan transfer teknologi yang memadai bagi kemandirian industri pertahanan Indonesia.
"Beli saja sedikit, nanti dikembangkan. Besok saya akan minta pabrik drone datang, uji coba mana yang bagus," terang Ryamizard.
Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksda Leonardi menyampaikan Tentara Nasional Indonesia AU membutuhkan "drone" dengan kualifikasi pesawat yang sanggup mendeteksi serta melaksanakan identifikasi dan juga melaksanakan penyerangan.
Leonardi menambahkan sampai dikala ini pemerintah merencanakan membeli enam unit "drone" dengan tiga baterai.
Drone Serang dari China
Drone MALE Yi Long buatan China [Israel defense]
"Yang bisa memberikan, mengizinkan kita untuk beli itu China. Yang lain tidak mau jual. Sejauh ini sudah penjajakan 'G to G' dengan spesifikasinya dari Tentara Nasional Indonesia AU," terang Leonardi.
Sebelumnya dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi menegaskan pemerintah harus mengoptimalkan pembelian alutsista yang mengarah kepada pembangunan kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.
Presiden menegaskan Indonesia memperoleh sejumlah proposal kolaborasi alutsista dari banyak negara dengan sejumlah proposal menyerupai transfer teknologi, desain bersama sampai realokasi akomodasi industri pertahanan dari negara produsen ke Indonesia.
"Saya juga ingatkan pengadaan alutsista harus memerhatikan pendekatan daur hidup tidak hanya, misalnya, membeli pesawat tempur tanpa mempertimbangkan biaya daur hidup alutsista tersebut 20 tahun ke depan," tegas Jokowi.
Indonesia berencana membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 (NATO: Flanker E) sebagai pengganti F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 Tentara Nasional Indonesia AU yang telah pensiun.
Pemerintah Indonesia memastikan akan memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli alutsista jet tempur Sukhoi Su-35.
"Tadi (membahas) pembelian Sukhoi, finalisasi sudah. Sudah itu akan membeli drone, selain itu dilema regulasi siber," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ditemui usai menghadiri rapat terbatas perihal Alutsista di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.
Menurut Ryamizard, Indonesia berencana membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker. "Sudah negoisasi pembelian, sudah dua tahun," tambah Ryamizard.
Selain itu, terkait planning pembelian "drone" atau pesawat nirawak, Menteri menjelaskan pemerintah sedang mencari "drone" yang berkualitas dan biaya terjangkau serta kemampuan transfer teknologi yang memadai bagi kemandirian industri pertahanan Indonesia.
"Beli saja sedikit, nanti dikembangkan. Besok saya akan minta pabrik drone datang, uji coba mana yang bagus," terang Ryamizard.
Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksda Leonardi menyampaikan Tentara Nasional Indonesia AU membutuhkan "drone" dengan kualifikasi pesawat yang sanggup mendeteksi serta melaksanakan identifikasi dan juga melaksanakan penyerangan.
Leonardi menambahkan sampai dikala ini pemerintah merencanakan membeli enam unit "drone" dengan tiga baterai.
Drone Serang dari China
Drone MALE Yi Long buatan China [Israel defense]
"Yang bisa memberikan, mengizinkan kita untuk beli itu China. Yang lain tidak mau jual. Sejauh ini sudah penjajakan 'G to G' dengan spesifikasinya dari Tentara Nasional Indonesia AU," terang Leonardi.
Sebelumnya dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi menegaskan pemerintah harus mengoptimalkan pembelian alutsista yang mengarah kepada pembangunan kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.
Presiden menegaskan Indonesia memperoleh sejumlah proposal kolaborasi alutsista dari banyak negara dengan sejumlah proposal menyerupai transfer teknologi, desain bersama sampai realokasi akomodasi industri pertahanan dari negara produsen ke Indonesia.
"Saya juga ingatkan pengadaan alutsista harus memerhatikan pendekatan daur hidup tidak hanya, misalnya, membeli pesawat tempur tanpa mempertimbangkan biaya daur hidup alutsista tersebut 20 tahun ke depan," tegas Jokowi.
Indonesia berencana membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 (NATO: Flanker E) sebagai pengganti F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 Tentara Nasional Indonesia AU yang telah pensiun.
♞ Antara
0 Response to "Info!! Indonesia Pastikan Beli Sukhoi"
Post a Comment