Info!! Latihan Perang Libatkan 5000 Personel Dan Amunisi Sungguhan

✈️ Di Natuna✈️ Aksi MBT Leopard 2RI [def.pk]

Gladi higienis puncak Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Kepri, yang melibatkan tiga matra tersebut memakai amunisi sungguhan.

Bahkan Tentara Nasional Indonesia AU yang melibatkan beberapa skuadron tempur memakai bom dengan daya ledak tinggi.

Komandan Lanud Raden Sadjad Natuna Kolonel Pnb Azhar Kolonel Pnb Azhar Aditama mengatakan, dikala ini di Lanud Ranai disiagakan 21 jet tempur yang dilibatkan dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).

Di antaranya 8 jet tempur jenis Hawk, 16 jet tempur F 16, 4 sukhoi, 5 heli Puma 5, 14 heli banyak sekali tipe dan didukung skuadron pesawat tanpa awak. Dan didukung pesawat hercules.

Latihan PPRC ini melibatkan 5.000 personel. Tentara Nasional Indonesia AU memakai bom dengan daya ledak cukup kuat. Dengan sasarannya di pulau Pendek Desa Teluk Buton Kecamatan Bunguran Utara.

"Selain jet tempur, latihan PPRC ini Tentara Nasional Indonesia AU menampilkan pesawat tanpa awak dari Skuadron 51 Pontianak. Dan skuadron ini nantinya disiapkan dan dikembangkan di Natuna sebagai pangkalan terdepan," ujar mantan pilot hawk 200 kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) di bandara Ranai, Rabu (17/5).

Dia mengatakan, latihan PPRC ini yakni serpihan dari mengasah kemampuan personel khususnya Tentara Nasional Indonesia AU dalam memperkuat kedaulatan NKRI di perbatasan yang bertentanggga dengan negara konflik.

"Latihan ini bukan unjuk kekuasaan, tetapi mengasah kemampuan. Dan Natuna sendiri tidak masuk wilayah konflik," ujar Danlanud.

 Tetap Dilanjutkan 
ladi higienis puncak Pasukan Pemukul Reaksi Cepat  INFO!! Latihan Perang Libatkan 5000 Personel dan Amunisi SungguhanAsap membumbung hasil ledakan meriam di Natuna. [istimewa]

Empat personel anggota Bataliyon Arhanud Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) tewas dikala latihan perang Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Teluk Buton, Natuna, Kepulaun Riau, Rabu (17/5).

Belum diketahui secara niscaya penyebab ledakan tersebut terjadi. Dugaan sementara meriam yang dipakai dikala latihan itu meledak di daerah karena lost kendali.

Namun, yang niscaya akhir insiden mematikan itu juga menimbulkan delapan prajurit lainnya mengalami cedera ringan dan berat.

Korban yang gugur yakni Kapten Arh Heru Bayu, Pratu Ibnu Hidayat, Praka Edy dan Pratu Marwan.

Sedangkan prajurit yang cedera di antaranya, Pratu Bayu Agung, Serda Alpredo Siahaan, Prada Danar, Sertu B Stuaji, Serda Afril, Sertu Blego Switage, Pratu Ridai, Pratu Didi Hardianto.

Meriam yang lost kendali yang memicu terjadinya kecelakaan ini yakni tipe 80 Giant Bow 23 mm. Begitu kecelakaan, para korban pribadi dilarikan ke rumah sakit.

Rumah sakit mendadak ramai. Mobil dinas kesehatan Tentara Nasional Indonesia dan sejumlah pejabat tiba beriringan ke rumah sakit.

Direktur RSUD Natuna dr Faisal menyampaikan pasien yang dilarikan ke RSUD semuanya yakni prajurit yang mengalami kecelakaan dalam latihan PPRC.

"Kami dihubungi jika ada kondisi darurat medis. Ada empat yang sudah meninggal ketika dilarikan ke IGD. Penanganan juga didampingi tenaga medis TNI," katanya ibarat dikutip Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Meski ada insiden tersebut, latihan akan tetap dilanjutkan sampai latihan puncak Jumat (19/5) besok. Rencananya presiden Jokowi juga akan hadir dalam latihan puncak.

"Penerjunan rencanaya tetap dilaksanakan Jumat besok," ujar seorang anggota Paskhas Tentara Nasional Indonesia AU.

Hingga isu ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait insiden ini dari Mabes TNI. (arn)

 Masih Diinvestigasi 
ladi higienis puncak Pasukan Pemukul Reaksi Cepat  INFO!! Latihan Perang Libatkan 5000 Personel dan Amunisi SungguhanBeberapa personel Kostrad mengevakuasi salah satu korban sesudah terjadinya ledakan sebab meriam lost kendali dikala menggelar latihan perang Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Teluk Buton, Natuna, Rabu (17/5). Empat Personil Kostrad tewas dan delapan orang lainnya terluka. [Dok Kostrad Untuk Batam Pos/JPNN.com]

Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Tentara Nasional Indonesia Mulyono menyatakan bahwa pihaknya sedang menginvestigasi insiden meledaknya meriam buatan Tiongkok dikala latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PRRC) di Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5). Tujuannya yakni untuk mengetahui penyebab niscaya dalam insiden yang menciptakan empat prajurit Tentara Nasional Indonesia tewas itu.

Mulyono yang ditemui di kompleks Istana Negara, Kamis (18/5) mulanya enggan mengomentari duduk kasus itu. Alasannya, kewenangan untuk menanggapi soal itu ada di Mabes TNI.

"Itu kan panglima Tentara Nasional Indonesia bukan saya. Masih diinvestigasi, saya sendiri juga belum ke sana,” ujarnya.

Karenanya Mulyono pun belum bisa memastikan penyebab insiden meledaknya meriam giant bow itu. ”Mungkin ada kelainan barangkali, tapi masih diinvestigasi," sambung laki-laki yang mulai berdinas di Tentara Nasional Indonesia pada 1983 itu. (fat/jpnn)

 Presiden Jokowi Tetap Dijadwalkan Hadir 

Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) Tentara Nasional Indonesia AD Brigjen Tentara Nasional Indonesia Alfret Denny Tuejeh memastikan akan melaksanakan pemeriksaan atas insiden latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Tentara Nasional Indonesia di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (17/5).

Menurutnya, pemeriksaan perlu dilakukan untuk menggali data dan mengungkap insiden gugurnya empat prajurit Tentara Nasional Indonesia yang tertembak meriam giant bow yang hilang kendali.

Jenderal pemilik satu bintang di pundaknya itu juga memastikan, puncak latihan PPRC Tentara Nasional Indonesia yang rencananya dilaksanakan pada Jumat (19/5) tidak berubah.

Presiden Joko Widodo bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo dijadwalkan turut hadir dalam aktivitas tersebut.

Latihan puncaknya rencananya akan dilaksanakan Jumat 19 mei 2017,” tegas Denny.

Seperti diketahui, ada 12 prajurit Tentara Nasional Indonesia AD dari satuan Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Divisi Infanteri 1 Komando Strategis Angkatan Darat (Yon Arhanud 1/Divisi Infateri 1 Kostrad) terdampak insiden gangguan meriam giant bow, Rabu (17/5).

Empat di antaranya dinyatakan gugur. Mereka yakni Serda Alfredo Siahaan, Sertu Blego, Prada Wahyu Danar, dan Pratu Bayu Agung. (byu/syn)

  ✈️ JPNN  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Info!! Latihan Perang Libatkan 5000 Personel Dan Amunisi Sungguhan"

Post a Comment