Info!! Pemerintah Dapat Tukar Barang Minyak Afrika Selatan Dengan Alutsista
Pesawat CN235 produk PT DI
Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan tengah membahas kolaborasi perdagangan antar kedua negara dalam memperlancar realisasi ekspor. Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan bagan imbal dagang (counter trade) bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan tugas antar pemerintah.
“Selain penjajakan preferential trade agreement (PTA), pemerintah juga membantu dari segi government to government lewat bagan imbal dagang, serta melalui perwakilan di luar negeri, baik ITPC maupun Atdag,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (23/7).
Adapun beberapa produk yang akan dimanfaatkan untuk bagan imbal dagang yakni energi (minyak dan gas) dari Afrika yang sanggup dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit dari Indonesia.
Peneliti Institute of Development Economics and Finance Eko Listiyanto menilai, bahwa konsep yang akan dilakukan tersebut sanggup menguntungkan kedua pihak. Menurutnya, membuka pasar lewat Afsel yakni langkah yang tepat, alasannya yakni Afsel yakni negara paling maju di Afrika.
“Konsepnya sih niscaya manis itu ya, alasannya yakni kan sanggup menguntungkan kedua pihak kan harapannya. Kalau di Afrika ya memang yang paling maju itu Afrika Selatan,” ujar Eko.
Eko mengatakan, hal yang dihentikan luput dari perhatian pemerintah yakni, bagaimana hal tersebut nanti sanggup terealisasi sesuai dengan harapan, baik dari segi dagangnya, maupun segi investasi.
“Yang harus dipikirkan yakni bagaimana cara mengimplementasikannya itu. Ketika kita menyodorkan model bagan imbal dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindak lanjutinya dibawah, baik sifatnya dagang, maupun investasi, alasannya yakni dua itu niscaya terkait antara hubungan dagang dan hubungan investasi,” terang Eko.
Eko menambahkan, jumlah investasi yang diberikan kepada suatu negara akan berbanding lurus dengan volume perdagangan yang dihasilkan. Bukan tidak mungkin, nantinya akan ada penerbangan eksklusif menuju ke Afsel jawaban dari multiplier effectnya.
“Misalkan, investasi ke Afrika Selatan semakin besar, biasanya juga nanti akan diikuti oleh volume perdagangan yang semakin besar juga. Dari situlah kemudian sanggup menyebabkan kegiatan ekonomi sekunder, misalkan penerbangan kesana jadi ada, kaya gitu multiplier effectnya,” pungkasnya.
Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan tengah membahas kolaborasi perdagangan antar kedua negara dalam memperlancar realisasi ekspor. Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan bagan imbal dagang (counter trade) bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan tugas antar pemerintah.
“Selain penjajakan preferential trade agreement (PTA), pemerintah juga membantu dari segi government to government lewat bagan imbal dagang, serta melalui perwakilan di luar negeri, baik ITPC maupun Atdag,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (23/7).
Adapun beberapa produk yang akan dimanfaatkan untuk bagan imbal dagang yakni energi (minyak dan gas) dari Afrika yang sanggup dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit dari Indonesia.
Peneliti Institute of Development Economics and Finance Eko Listiyanto menilai, bahwa konsep yang akan dilakukan tersebut sanggup menguntungkan kedua pihak. Menurutnya, membuka pasar lewat Afsel yakni langkah yang tepat, alasannya yakni Afsel yakni negara paling maju di Afrika.
“Konsepnya sih niscaya manis itu ya, alasannya yakni kan sanggup menguntungkan kedua pihak kan harapannya. Kalau di Afrika ya memang yang paling maju itu Afrika Selatan,” ujar Eko.
Eko mengatakan, hal yang dihentikan luput dari perhatian pemerintah yakni, bagaimana hal tersebut nanti sanggup terealisasi sesuai dengan harapan, baik dari segi dagangnya, maupun segi investasi.
“Yang harus dipikirkan yakni bagaimana cara mengimplementasikannya itu. Ketika kita menyodorkan model bagan imbal dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindak lanjutinya dibawah, baik sifatnya dagang, maupun investasi, alasannya yakni dua itu niscaya terkait antara hubungan dagang dan hubungan investasi,” terang Eko.
Eko menambahkan, jumlah investasi yang diberikan kepada suatu negara akan berbanding lurus dengan volume perdagangan yang dihasilkan. Bukan tidak mungkin, nantinya akan ada penerbangan eksklusif menuju ke Afsel jawaban dari multiplier effectnya.
“Misalkan, investasi ke Afrika Selatan semakin besar, biasanya juga nanti akan diikuti oleh volume perdagangan yang semakin besar juga. Dari situlah kemudian sanggup menyebabkan kegiatan ekonomi sekunder, misalkan penerbangan kesana jadi ada, kaya gitu multiplier effectnya,” pungkasnya.
♘ Merdeka
0 Response to "Info!! Pemerintah Dapat Tukar Barang Minyak Afrika Selatan Dengan Alutsista"
Post a Comment