Info!! Pesan Yang Tersirat Dibalik Hanyutnya Satgas Pulau Terluar

Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen Tentara Nasional Indonesia Teguh Muji Angkasa menyampaikan kejadian hanyutnya empat prajurit Satgas Pengamanan Pulau Terluar (PamPuter) menjadi sebuah pengalaman atau nasihat gres bagi prajurit TNI.
"Hikmah dibalik kejadian tersebut untuk merefleksikan apa saja yang kurang yang dilakukan oleh para prajurit Tentara Nasional Indonesia di pulau terluar selama ini," katanya ketika ditemui Antara di Kupang, Selasa.
Hal itu disampaikannya berkaitan dengan empat personel Satgas PamPuter, masing-masing Praka Ronal, Pratu Agung, Pratu Sudarman dan Pratu Ardi yang bertugas di Pulau Batek hanyut dan hilang ketika bahtera jenis LCR sebagai alat transportasi maritim mengalami gangguan pada Rabu (9/8).
Akibat gangguan mati mesin tersebut, mereka sempat terapung-apung dan hanyut terbawa arus selama 24 jam lebih lamanya di lautan.
Perahu mereka rusak usai berbelanja kebutuhan pokok di Desa Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT bagi pasukan di Pulau Batek yang memang bertugas menjaga kedaulatan NKRI di pulau yang berbatasan eksklusif dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Ambeno-Oecusse itu.
Tim SAR Gabungan unsur darat, laut, udara, kepolisian, Basarnas dan masyarakat yang dikoordinir oleh Danrem 161/Wira Sakti Brigjen Tentara Nasional Indonesia Teguh Muji Angkasa selaku Komandan Tanggap Darurat dan Dankolakops Satgas PamPuter berhasil melaksanakan pencarian dan penyelamatan. Keempat prajurit Tentara Nasional Indonesia tersebut pada Jumat malam (11/8) pukul 19.49 Wita berhasil diselamatkan.
Menurut Danrem, dalam kunjungan Pangdam IX Udayana Mayjen Tentara Nasional Indonesia Komaruddin Simanjuntak pada Sabtu (12/8), pekan lalu, pihaknya sudah membahas akan banyak sekali kekurangan dan protap-protap yang harus dilakukan oleh prajurit di wilayah perbatasan termasuk juga dengan kemudahan pendukung.
"Waktu Pangdam tiba kami sudah sampaikan terkait sarana prasarana yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia khususnya Satgas Pulau Terluar. Dalam hal ini sarana transportasi supaya bisa diperbaharui," tuturnya.
Disamping itu juga problem kemampuan prajurit dalam merawat mesin kemudahan transportasi juga harus didukung. Sebab menurutnya selama ini para prajurit di pulau terluar hanya diajarkan untuk menghidupkan dan menjalankan kemudahan transportasi di pulau Batek.
Kemudian juga prosedur-prosedur tetap (protap) dalam mobilisasi dari lokasi Pulau Batek ke pulau tetangga juga menurutnya masih harus dievaluasi. Seperti membawa GPS, senjata api serta hal-hal lainnya.
Terkait kondisi keempat prajurit, jenderal berbintang satu itu menyampaikan bahwa ketika ini semuanya sudah dikembalikan ke pulau Batek. "Kondisi mereka sudah fit. Tadi sudah diantar ke pulau Batek untuk kembali bertugas," demikian Teguh Muji Angkasa.
Penghargaan kepada SAR
Danrem Wirasakti atas nama Pangdam IX/Udayana Mayjen Tentara Nasional Indonesia Komaruddin Simanjuntak memperlihatkan penghargaan berupa plakat kepada Kepala SAR Kupang I Nyoman Sidakarya yang sudah bekerja secara maksimal untuk menemukan empat prajurit Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar yang sempat hanyut terbawa arus maritim tersebut.
"Penghargaan ini merupakan ucapan terima kasih Panglima Pangdam kepada SAR yang sudah berjuang menyelamatkan empat prajurit kami yang hanyut dan sempat hilang beberapa selama 24 jam di tengah maritim usai membeli masakan di Desa Oepoli," kata Danrem Teguh Muji Angkasa.
Penghargaan tersebut bergotong-royong diberikan eksklusif oleh Pangdam IX/Udayana, namun alasannya ada kesibukan yang tidak bisa diganggu maka diwakilkan kepada Danrem 161/Wirasakti Kupang untuk memberikannya.
"Saya minta maaf alasannya seharusnya yang memperlihatkan ini ialah Pangdam Udayana, namun alasannya Panglima masih berhalangan maka saya yang mewakili," ujarnya.
Pemberian penghargaan disaksikan oleh Kepala Badan SAR Nasional M Syaugi bersama sejumlah stafnya yang sedang berkunjung ke NTT untuk meninjau perkembangan dari pos-pos SAR yang ada di wilayah provinsi berbasis kepulauan itu.
Penghargaan juga diberikan kepada Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel (Pnb) Ronny Moningka, Komandan Lantamal VII Kupang Brigjen Tentara Nasional Indonesia (Mar) Dedi Suhendar, serta masyarakat sipil, dan seorang Babinsa.
Menurut Danrem, penghargaan juga didapat oleh ketiga orang komandan tersebut alasannya sudah tergabung dalam tim pencarian anggota Tentara Nasional Indonesia yang hanyut dengan usahanya masing-masing, ibarat Lantamal VII Kupang mengerahkan kapal perang untuk membantu mencarinya.
Sementara Babinsa dan masyarakat sipil berusaha mencari di pesisir-pesisir pantai pada ketika kejadian tersebut, juga ikut menerima penghargaan dari Pangdam Udayana.
"Kasus ini ialah bukti sinergitas yang terbangun secara baik antara instansi serta masyarakat di NTT ini," tambah mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus tersebut.
Kepala Badan SAR Marsekal M Syaugi menyampaikan penghargaan yang diberikan ialah sebagai momen atau ketika yang sempurna supaya SAR semakin meningkatkan kinerjanya dalam bertugas.
"Terkait penghargaan itu, yang terperinci tugasnya Basarnas itu sesuai UU 29 tahun 2014 yang pada dasarnya ialah mencari, menolong, menyelamatkan serta mengevakuasi korban jiwa. Ini bukti dari koordinasi dan kolaborasi yang bagus," tuturnya.
0 Response to "Info!! Pesan Yang Tersirat Dibalik Hanyutnya Satgas Pulau Terluar"
Post a Comment