Info!! Pesawat Tempur Untuk Kemandirian
Ilustrasi ★
Program kolaborasi strategis Indonesia dan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X dibutuhkan sanggup terus berlanjut. Pasalnya, agenda itu akan menjadi upaya jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk menguasai teknologi dirgantara.
Saat dihubungi Selasa (3/4/2018) di Jakarta, Ketua Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu mengatakan, agenda tersebut harus dilihat sebagai upaya lintas pemerintahan. Program yang ditandatangani pada 2010 ini sebelumnya dirancang untuk menghasilkan prototipe pesawat tempur Indonesia. "Untuk itu, perlu pemahaman semoga agenda ini jangan hingga diganggu hingga 2026," kata Said.
Pengembangan pesawat tempur produksi kolaborasi Indonesia dan Korsel KF-X/IF-X dijadwalkan jangka panjang. Saat ini, agenda sudah memasuki fase kedua dari tiga fase, yaitu pengembangan teknik industri (engineering manufacture development), yang akan menghasilkan prototipe pada 2023.
Sebelumnya, fase pertama pengembangan teknologi pesawat tempur produksi bersama Korsel sudah dilakukan. Selanjutnya, selesai fase kedua 2021, KF-X/IF-X akan dibuatkan prototipe yang terus diuji hingga produksi 2026. Namun, gres pada fase ketiga, 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT Dirgantara Indonesia.
Masih dievaluasi
Menurut Said, agenda KF-X/IF-X ini jangan dilihat sebagai pengeluaran semata. Pasalnya anggaran untuk menciptakan prototipe pesawat tempur secara berdikari bekerja sama dengan Korsel yaitu investasi jangka panjang. "Ini kita butuhkan untuk landasan industri pertahanan yang kuat," kata Said.
Saat dikofirmasi terkait penilaian kelangsungan agenda KF-X/IF-X, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak membantah ataupun membenarkan agenda KF-X/IF-X itu dibatalkan, berlanjut, atau ditunda. Namun, Inspektorat Jenderal Kemenhan Agus Sutomo membenarkan jikalau ketika ini tengah dilakukan pembahasan penilaian agenda tersebut.
Informasi sebelumnya menyatakan, atas perintah Presiden Joko Widodo pada November 2017, agenda KF-X/IF-X akan dievaluasi sebab terkait duduk perkara anggaran. Pada rapat dengan dewan perwakilan rakyat final 2017, Komisi I dewan perwakilan rakyat sempat mempertanyakan kelanjutan agenda satelit dan KF-X/IF-X. Masalah ini mencuat sebab sebelumnya tidak dianggarkan pembayaran kewajiban pembangunan pesawat tersebut pada APBN 2016 dan 2017.
Program kolaborasi strategis Indonesia dan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X dibutuhkan sanggup terus berlanjut. Pasalnya, agenda itu akan menjadi upaya jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk menguasai teknologi dirgantara.
Saat dihubungi Selasa (3/4/2018) di Jakarta, Ketua Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu mengatakan, agenda tersebut harus dilihat sebagai upaya lintas pemerintahan. Program yang ditandatangani pada 2010 ini sebelumnya dirancang untuk menghasilkan prototipe pesawat tempur Indonesia. "Untuk itu, perlu pemahaman semoga agenda ini jangan hingga diganggu hingga 2026," kata Said.
Pengembangan pesawat tempur produksi kolaborasi Indonesia dan Korsel KF-X/IF-X dijadwalkan jangka panjang. Saat ini, agenda sudah memasuki fase kedua dari tiga fase, yaitu pengembangan teknik industri (engineering manufacture development), yang akan menghasilkan prototipe pada 2023.
Sebelumnya, fase pertama pengembangan teknologi pesawat tempur produksi bersama Korsel sudah dilakukan. Selanjutnya, selesai fase kedua 2021, KF-X/IF-X akan dibuatkan prototipe yang terus diuji hingga produksi 2026. Namun, gres pada fase ketiga, 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT Dirgantara Indonesia.
Masih dievaluasi
Menurut Said, agenda KF-X/IF-X ini jangan dilihat sebagai pengeluaran semata. Pasalnya anggaran untuk menciptakan prototipe pesawat tempur secara berdikari bekerja sama dengan Korsel yaitu investasi jangka panjang. "Ini kita butuhkan untuk landasan industri pertahanan yang kuat," kata Said.
Saat dikofirmasi terkait penilaian kelangsungan agenda KF-X/IF-X, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak membantah ataupun membenarkan agenda KF-X/IF-X itu dibatalkan, berlanjut, atau ditunda. Namun, Inspektorat Jenderal Kemenhan Agus Sutomo membenarkan jikalau ketika ini tengah dilakukan pembahasan penilaian agenda tersebut.
Informasi sebelumnya menyatakan, atas perintah Presiden Joko Widodo pada November 2017, agenda KF-X/IF-X akan dievaluasi sebab terkait duduk perkara anggaran. Pada rapat dengan dewan perwakilan rakyat final 2017, Komisi I dewan perwakilan rakyat sempat mempertanyakan kelanjutan agenda satelit dan KF-X/IF-X. Masalah ini mencuat sebab sebelumnya tidak dianggarkan pembayaran kewajiban pembangunan pesawat tersebut pada APBN 2016 dan 2017.
★ Kompas
0 Response to "Info!! Pesawat Tempur Untuk Kemandirian"
Post a Comment